BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Komunikasi
merupakan proses penyampaian suatu informasi (pikiran, perasaan) antara
individu dengan individu, individu denga kelompok dan antara kelompok dengan
kelompok. Komunnikasi juga merupakan hal pokok dalam melakukan suatu tindakan
dimana tujuan dari komunikasi tersebut adalah bagaimana tercapoainya suatu
sasaran dari suatu pendapat.
Komunikasi dalam komunitas adalah
suatu perasaan/ komunikasi yang diadakan/ dilakukan dimasyarakat yang
berhubungan antara yang satu dengan yang lain yang mempunyai tujuan. Untuk
mencapai tujuan itu kita harus mengerti cara-cara momunikasi yang baik terhadap
masyarakat dan dampaknya kita melakukan komunikasi terssebut.
Komunikasi secara umum adalah untuk
menyampaikan pesan (informasi) kepada orang lain supaya mengerti apa yang
dimaksud dan dapat mengubah tingkah laku individu lain.
Seringkali penyuluh/ mahasiswa kurang mengerti cara penyampaikan suatu
informasi kepada asyarakat. Kadang disamakan cara penyampaiannya dengan sejawat.
Pada makalah ini akan akan dibahas
tentang bagaimana cara penyampaian informasi kepada masyarakat, supaya tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan tersebut.
B. Tujuan
1. Supaya
penyuluh/ mahasiswa mengetahui cara-cara berkomunikasi kepada masyarakat.
2. Supaya penyuluh/ mahasiswa tidak janggal dalam
komunikasi kepada masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Komunikasi
adalah proses sangat khusus yang sangat berarti dalam hubungan antara manusia.
Pada proses keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna
karena merupakan metode utama dalam mengimplementasiakan proses keperawatan.
Suatu peranan/ komunikasi yang diadakan/ dilakukan
dimasyarakat yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain yang mempunyai
tujuan.
B. Fungsi
1. Menyampaikan
informasi
2. Mendidik
3. Menghimbau
4. Mempengaruhi
C. Tujuan
1. Perubahan
sikap (attitude change)
2. Perubahan
pendapat (opinion change)
3. Perubahan
perilaku (behavior change)
4. Perubahan
social (social change)
D. Cara-cara
berkomunikasi dalam komunitas
1. Saat
berhadapan
a. Badan
tegak
b. Tegas
c. Sopan
d. Posisi
menghadap masyarakat
2. Kontak
mata
a. Menatap
mata komunitas saat berkomunikasi dan sambil tersenyum.
b. Menatap
ke arah komunitas saat berkomunikasi.
3. Mempertahankan
sikap terbuka
a. Menerima
pendapat, tanggapan (kritik/ saran
masyarakat).
b. Tetap
relaks, tetap dapat mengontrol keseimbangan antara dan relaks dalam memberikan
respon pada masyarakat.
E. Persiapan
dalam komunikasi
Contoh
: Memberikan penyuluhan
1. Yang
perlu disiapkan
a. Persiapan
situasi : kapan, dimana, siapa sasaran dan topik.
b. Seleksi
materi/ bahan penyuluhan : mana yang pantas diberikan dan mana yang tidak.
c. Membuat
garis besar : membuat hasil yang cukup baik.
d. Latihan
yang intensif : dengan latihan akan memberikan penyuluhan dengan baik.
2. Contoh
komunikasi dalam komunitas
Contoh
komunikasi dalam komunitas adalah penyuluhan :
Penyaji : selamat pagi ( sesuai waktu) bapak-bapa
saudarasaudara sekalian.
Komunitas : selamat
pagi !
Penyaji : baiklah kami akan memperkenalkan diri, kami
dari tim kesehatan akan menjelaskan
tentang hipertensi, apakah kita dapat memulainya sekarang ?
Komunitas : Dapat.
Penyaji : Hipertensi adalah ………………
(menjelaskan sampai selesai)
Baik bapak-bapak, ibu-ibu, saudara sekalian
untuk
bertannya atau memberikan tanggapan kami
Komunitas : Apa-apa saja faktor yang menyebabkan
terjadinya
hipertensi ?
Penyaji
: Terimakasih atas pertanyaannya,
Pertanyaan
yang bagus, kami akan menjawabnya.
Faktor-faktr
yang menyebabkan hipertensi adalah…………
Apakah bapak/ibu
dapat memahami dan mengerti akan penjelasan
yang kami jelaskan.
Komunitas : Terimakasih
jawabannya dapat kami pahami.
Penyaji
: Terimakasih juga pak/bu dan kalau tidak ada
lagi
pertanyaanya agar acara kita ini kita tutup. Dan atas
perhatiaanya juga kami
ucapkan terimakasih
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
adalah proses yang sangat khusus yang berarti dalam hubungan antar manusia.
Komunikasi
terhadap komunitas adalah suatu peran/ komunikasi yang diadakan/ dilakukandi
masyarakat yang berhubungan antara individu yang satu dengan yang lain dan
mempunyai tujuan.
B. Fungsi
komunikasi
1. Menyampaikan
informasi
2. Mendidik
3. Menghibur
4. Mempengaruhi
C. Tujuan
komunikasi
1. Perubahan
sikap
2. Perubahan
pendapat
3. Perubahan
perilaku
4. Perubahan
sosial
DAFTAR
PUSTAKA
Kariyoso, 1994. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa
Perawat, Jakarta : EGC
Ellis, Gatps, dan Kenworthy, 1995. Komunikasi
Interpersonal Dalam Keperawatan, London : EGC
SATUAN
ACARA PENYULUHAN ( SAP )
Pertemuan ke : I
Waktu :
90 Menit
Hari/Tanggal : 2012
PokokBahasan :
HIPERTENSI
Tingkat/ Semester :
Satu (1)/ Dua (2)
Dosen : Ns. Nurlela
Nababan, S.Kep
I. Tujuan
Instruksi Umum ( TIU )
Setelah
mengikuti penyuluhan ini masyarakat diharapkan mampu memahami tentang
HIPERTENSI.
II. Tujuan
Instruksi Khusus (TIK)
Setelah
memperhatikan penjelasan dari penyuluh masyarakat mampu
a. Menyebutkan
pengertian HIPERTENSI
b. Memahami
etiologi HIPERTENSI
c. Memahami
penyebab-penyebabnya
d. Memahami
patofisiologi
e. Mengerti
tanda dan gejala
f. Memahami
klasifikasi
g. Menjelaskan
pengobatan HIPERTENSI secara alami
III. Meteri
Penyuluhan
1. Pengertian
HIPERTENSI
2. Klasifikasi
3. Penyebab
4. Patofisiologi
5. Tanda
dan gejala
6. Pengobatan
IV. Alat/
Sumber Penyuluhan
Alat :
Whiteboard, spidol, Leaflet, LCD ( infocus)
V. Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM)
Metode :
Diskripsi
Langkah-langkah kegiatan
Alokasi Waktu
|
Tahap
|
Kegiatan
|
5 menit
|
Pembukaan
|
-
Salam pembuka
-
Menjelaskan TIK dan apersepsi tentang materi yang uluhkan/ sampaikan
|
70 menit
|
Penyajian
|
a. Menjelaskan
-
Pengertian Hipertensi
-
Klasifikasi
-
Penyebab
-
Patofisiologi
-
Tanda dan gejala
-
Pengobatan Hipertensi
b. Mengadakan tanya jawab tentang materi yang
diuluhkan
|
15 menit
|
Penutup
|
-
Merangkum hasil dari meteri yang telah dibahas
-
Mengadakan post test lisan
-
Salam penutup
|
VI. Evaluasi
Prosedur : post test lisan
Soal
1. Bagimana
proses terjadinya Hipertensi
Jawaban :
Ø Berat Badan. Semakin besar berat badan Anda,
maka tekanan terhadap pembuluh arteri semakin besar.
Ø Intensitas olahraga. Kurang olahraga cenderung
meningkatkan detak jantung. Karena itu, jantung Anda harus bekerja lebih keras
dengan setiap kontraksi.
Ø Merokok. Zat-zat kimia yang terdapat pada
rokok dan tembakau bisa merusak dinding arteri.
Ø Stres. Stres bisa meningkatkan tekanan
darah.
Ø Konsumsi alkohol. Asupan alkohol berlebih secara
terus menerus, akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Ø Usia. Risiko tekanan darah tinggi akan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Tarutung, 2012
Kelompok
IV
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebih. (Barbara Hearrison ).
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebih. (Barbara Hearrison ).
Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001) Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama
dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
B.
Klasifikasi
Hipertensi
pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 ). Hipertensi dimana tekanan
sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama
atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan
sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90
mmHg.
C.
Penyebab
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai
penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac
output atau peningkatan tekanan perifer
Namun ada beberapa factor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Berat Badan
Semakin besar berat badan Anda, maka tekanan
terhadap pembuluh arteri semakin besar. Hal ini karena semakin banyak darah
yang diperlukan untuk menyediakan oksigen dan nutrisi ke jaringan-jaringan di
dalam tubuh.
2. Intensitas olahraga
2. Intensitas olahraga
Kurang olahraga cenderung meningkatkan detak
jantung. Karena itu, jantung Anda harus bekerja lebih keras dengan setiap
kontraksi.
3. Merokok
3. Merokok
Zat-zat kimia yang terdapat pada rokok dan tembakau bisa
merusak dinding arteri.
4.Stres
4.Stres
Stres bisa meningkatkan tekanan
darah.
5. Konsumsi alkohol
5. Konsumsi alkohol
Asupan alkohol berlebih secara terus menerus,
akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
6. Usia
6. Usia
Risiko tekanan darah tinggi akan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
D. Patofisiologi
Mekanisme
yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai
pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional
pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Smeltzer, 2001).
E.
Tanda
dan Gejala hipetensi
Hipertensi susah untuk dideteksi
karena hampir tidak mempunyai gejala. Jadi, seseorang bisa menderita hipertensi
selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. Meskipun biasanya hipertensi tidak
mempunyai gejala, tetapi beberapa gejala berikut dikaitkan dengan tekanan darah
tinggi:
- Pusing
- Sakit kepala
- Rasa berat ditengkuk
- Perdarahan melalui hidung
- Susah tidur
F. Penatalaksanaan
a) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
b)
Makanan
Makanan yang dianjurkan untuk
penyakit hipertensi adalah makanan yang rendah garam, renadah lemak, kurangi
makanan berupa kacang- kacangan. Dag.ing yang tidak bias dimakan adalah daging
kambing, karena memiliki lemak tinggi. Serta kurangi makan daging
c)
Kontrol
teratur
Control penyakit anda dengan
konsultasi atau cek ke puskesmas atau pos kesehatan yang ada di tempat itu.
G.
Pengobatan
hipertensi secara alami
Perubahan gaya hidup dan cara
penyembuhan alami bisa membantu mengontrol tekanan darah. Tetapi, dokter juga
bisa merekomendasikan obat-obat tertentu yang berfungsi menurunkan tekanan
darah. Sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter, tekanan darah tinggi yang
tidak terkontrol bisa merusak organ-organ dalam tubuh serta meningkatkan risiko
serangan jantung, perdarahan otak, penyakit ginjal, serta gangguan penglihatan.
Berikut beberapa penyembuhan alami yang bisa menjadi pilihan
Anda:
1.
Daun Seledri
a)
Ambillah segenggam daun seledri lalu tumbuk sampai
halus
b)
Kemudian campur dengan air matang dan saringlah pada
sebuah kain bersih / saringan halus.
Usahakan air saringan sampai satu gelas
c)
Diamkan selama
satu jam baru diminum dengan sedikit ampas.
d)
Minum secara
rutin setiap pagi dan sore
Atau
Cuci bersih seledri yang masih utuh sebanyak 16 batang lalu potong-potong kasar. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 15 gelas Bagi air rebusan menjadi 2 bagian lalu diminum. Seledri yang sudah direbus dimakan. Lakukan secara teratur. Hati-hati menggunakan resep ini, karena dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis.
Cuci bersih seledri yang masih utuh sebanyak 16 batang lalu potong-potong kasar. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 15 gelas Bagi air rebusan menjadi 2 bagian lalu diminum. Seledri yang sudah direbus dimakan. Lakukan secara teratur. Hati-hati menggunakan resep ini, karena dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis.
2.
Buah Mengkudu
a)
Ambillah 3 buah mengkudu kemudian parut dan peras
airnya
b)
Usahakan airnya
sampai satu gelas
c)
Minum setiap
pagi dan sore
Atau
Gunakan juicer atau jus extractor untuk mendapatkan sari buah mengkudu. Campur buah mengkudu masak dengan air dan ambil sarinya. Minum setengah gelas secara teratur setiap hari.
Gunakan juicer atau jus extractor untuk mendapatkan sari buah mengkudu. Campur buah mengkudu masak dengan air dan ambil sarinya. Minum setengah gelas secara teratur setiap hari.
3.
Alang-alang
a) Potong-potong 60 gr akar
alang-alang,
b) lalu rebus dalam 3 gelas air.
Biarkan mendidih hingga air tersisa 1 gelas
c) Dinginkan, lalu saring minum 2 kali
sehari sabanyak 1/2 gelas selama 10 hari.
4. Bayam
a)
Cuci
bersih 1 potong akar bayam duri berikut bonggolnya lalu dipotong-potong.
b)
Rebus
dalam 2 gelas air hingga tersisa setengahnya. Minum air rebusan sekaligus.
5. Mentimun
a) Rebus 150 gr mentimun dengan air
secukupnya lalu minum air rebusan tersebut secara teratur setiap hari
b) Atau parut 2 buah mentimun yang
sudah dicuci bersih. Lalu diperas dan disaring.
c) Minum air perasan tersebut 2 - 3
kali dalam sehari.
Atau,
a.
Ambil
2 buah mentimun, cuci, parut, lalu peras.
b.
Minum
airnya dan lakukan 2-3 kali sehari. Cara lain, ambil 200 gram mentimun, rebus, lalu saring.
c.
Minum
airnya dan lakukan sehari sekali.
|
DAFTAR PUSTAKA
Khasetra
Renaldi, Muthmainnah, Rokhaitul jannah, Kapita
Selecta kedokteran, Jakarta: 1999.
Direktorat
jenderal Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, Pengobatan malaria, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1983.
Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Infomedika, Ilmu Kesehatan Anak II, Jakarta : 1985
Manuaba,
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga berencana untuk pendidikan bidan, Jakarta : EGC, 1998
http://www.farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Hipertensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar