BAB I
HAKIKAT DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Kompetensi :
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mengetahui makna
sosiologi dan perkembangan sosiologi
A. PENDAHULUAN
Semua ilmu pengetahuan yang dikenal dewasa ini pernah
menjadi bagian dari filsafat yang dinggap sebagai induk dari segala ilmu
pengetahuan (mater scientiarium). Filsafat mada masa itu mencakup pula segala
usaha pemikran mengenaimasyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan
peradaban manusia berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dengan
filsafat memisahkan diri yaitu Astronomi (ilmu tentang bintang) dan fisika
(ilmu Alam) mereupakan cabang-cabang filsafat yang pertama memisahkan diri,
kemudian diikuti oleh ilmu kimia, biologi dan geologi. Di abad ke 19 dua ilmu
pengetahuan baru muncul yaitu psikologi 9ilmu yang mempelajari perilaku dan
sifat-sifat manusia) dan Sosiologi ( ilmu yang mempelajari masyarakat)
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda,
walaupun tengah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal
kebudayaan dan peradaban masyarakat manusia sebagai proses pergaulan telah
menarik perhatian.
Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat
bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinamakan Sosiologi. Banyak usaha
baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah yang membentuk sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Faktor pendorong utama adalah
meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Pada abad ke-19 seorang ahli filsafat berbangsa
Francis August Comte menulis beberapa buku yang berisikan pendekatan-pendekatan
umum untuk mempelajari masyarakat. Dia mempunyai anggapan saatnya telah tiba
bahwa semua penelitian terhadap permasalahan kemasyarakatan dan gejala-gejala masyarakat memasuki tahap
terakhir yaitu tahap ilmiah. Oleh sebab itu ia menyarankan agar semua
penelitian terhadap masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang
masyarakat yang berdiri sendiri. Nama yang dia berikan pada saat itu adalah
“Sosiologi“, yang berasal dari bahasa latin Socius yang berarti kawan dan logos
yang berarti kata atau berbicara. Jadi Sosiologi berarti berbicara mengenai
masyarakat. Sosiologi menurut Comte harus dibentuk berdasarkan pengamatan terhadap
masyarakat dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat.
Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842 ketika
Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul “Positive
Philosophy”.
B.
Sosiologi
Sebagai Ilmu
Secara umum dan konvensional dikenal adanya
empat kelompok ilmu pengetahuan, yaitu :
1.
Ilmu Matematika
2.
Ilmu Pengetahuan Alam ( hayati dan tidak hayati (fisika)
3.
Ilmu tentang Prilaku - > perilaku hewan (animal behavior ),
perilaku manusia (human behavior ) ; ilmu-ilmu sosial
4.
Ilmu Pengetahuan Kerohanian -> manifestasi spiritual.
Menurut penerapannya Ilmu Pengetahuan di bagi
menjadi :
1.
Ilmu pengetahuan murni (pure science) ->untuk membentuk dan
mengembangkan ilmu pengetahuan secara absrak, yaitu untuk mempertinggi mutunya.
2.
Ilmu Pengetahuan Praktis (applied science)- > mempergunakan dan
menerapkan ilmu pengetahuan tersebut di dalam masyarakat dengan maksud untuk
membantu masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Dari sudut sifatnya Ilmu Pengetahuan dibagi :
1.
Ilmu pengetahuan yang eksak
2.
Ilmu pengetahuan yang noneksak
Apakah
Sosiologi benar-benar merupakan suatu ilmu pengetahuan? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut terlebih dahulu harus dirumuskan apakah yang dimaksud
dengan ilmu pengetahua (Science). Secara ringkas dapat dikatakan bahwa ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan (knowlwdge) yang tersusun secaa sistematis
dengan menggunakan kekuatan pemikiran yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah
(dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Dalam rumusab di atas ada unsur-unsur yang merupakan
bagian-bagian dalam suatu kebulatan
yakni :
a.
Pengetahuan ( knowledge)
b.
Tersusun secara sistematis
c.
Menggunakan pemikiran
d.
Dapat dikontrol secara kritis oleh
orang lain
Pengetahuan
adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil dari penggunaan panca indera
dan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), tahayul (superstitions) dan
penerangan-penerangan yang keliru ( misinformations). Kepercayaan – kepercayaan
tersebut menimbulkan ketidakpastian, sedangkan pengetahuan bertujuan untuk mendatangkan kepastian serta mengilangkan prasangka sebagai akibat dari ketidakpastian
tersebut.
Tersusun
secara sistematis, Tidak semua pengetahuan merupakan suatu ilmu. Hanya
yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Sistematis berarti
urutan-urutan yang tertentu, unsusr-unsur merupakan suatu kebulatan, sehingga
dengan adanya sistematika tersebut akan jelas tergambar garis besar ilmu pengetahaun yang
bersangkutan.
Pemikiran, yang
dimaksud dengan pemikiran adalah pemikiran dengan menggunakan otak. Apablia
pembicarakan dikembalikan kepada pengetahuan,
pengetahuan tersebut diperoleh melalui kenyataan (fakta) dengan melihat
dan mendengar sendiri serta melalui alat-alat komunikasi. Hal demikian diterima
oleh pancaindera dan kemudian diterima oleh otak dan seterusnya diolah oleh otak secara
sistematis. Penyusunan secara sistematis tadi dilakukan oleh pemikiran dan
bukan oleh perasaan.
Dapat
dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Ilmu pengetahaun tidak seharusnya disembunyikan atau
dirahasiakan. Seorang ilmuwan (scientist) selalu harus menjelaskan segala
pengetahuannya dengan jujur agar ilmu pengetahuan tersebut dapat ditelaah dan
dikritisi oleh orang lain sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan tersebut
selalu dapat berkembang.
Sosiologi telah memenuhi syarat-syarat ilmu
seperti di atas dan merupakan ilmu yang berdiri sendiri karena memenuhi segenap
unsur dan sifat ilmu pengetahuan.
Menurut harry M. Johnson karakteristik
sosiologi yaitu :
a.
Empiris : ilmu
pengetahuan tersebut didasarkan pada observasiØ
(pengamatan) terhadap kenyataan dan menggunakan akal sehat (tidak spekulatif
melainkan obyektif ).
b.
Teoritis : berusaha menghimpun suatu ikhtisar
dariØ hasil pengamatannya (abastraksi dari hasil observasi), dalam mana
susunannya harus bersifat logis sehingga hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya sungguh merupakan hubungan sebab akibat.
c.
Kumulatif : teori-teori
sosiologi terbentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada. Jadi sosiologi
memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori yang sudah ada itu.
d.
Nonetis : yang menjadi
inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta
melainkan, tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta tersebut.
Namun yang
menjadi pertanyaan adalah bagaimana untuk membedakan sosiologi dengan ilmu-ilmu
sosial lainnya? Jika dibandingkan dnegan
ilmu ekonomi yang juga obyknya adalah masyarakat maka dapat dikatakan bahwa ilmu
ekonomi adalah ilmu yang bersangkut paut dengan produksi, distribusi dan
penggunaan barang-barang dan jasa-jasa. Dengan kata lainhanya segi
ekonominyalah yang dipelajari oleh ilmu ekonomi sedang sosiologi mempelajari
unsur-unsur kemasyarakatan secara keseluruhan.
Perbandingannya
dengan ilmu politik, dimana ilmu politik yang dipelajari misalnya bagaimana
daya upaya untuk emmperoleh kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, penggunaan
kekuasaan dan lain sebagainya. Maka dalam hal ini sosiologi memusatkan perhatiannya
pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum
dari padanya. Misalnya soal daya upaya untuk mendapatkan kekuasaan digambarkan
sosiologi sebagai salah satu bentuk oersaingan (competition) atau bahkan
pertikaian (conflic).
Antropologi
khususnya Antropologi sosial agak sulit membedakannya dengan sosiologi. Di
beberapa perguruan tinggi atau lembaga-lembaga ilmiah, sosiologi dan
antropologi merupakan dua spesialisasi yang sering sekali digabungkan menjadi
satu bagian. Antropologi pada dasarnya mempunyai lima lapangan penyelidikan
yaitu ;
a.
Masalah sejarah terjadinya dan
perkembangan manusia sebagai mahluk biologis
b.
Masalah sejarah terjadinya aneka
warna bahasa yang diucapkan oleh manusia diseluruh dunia
c.
Masalah persebaran dan terjadinya
aneka warna bahasa-bahasa yang diucapkan oleh manusia di seluruh dunia
d.
Masalah perkembangan, persebaran
dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia diseluruh dunia
e.
Masalah dasar-dasar kebudayaan dan
kehidupan masyarakat suku-suku bangsa yang tersebar diseluruh permukaan bumi
sekarang ini.
Jika
diiperhatikan kelima lapangan penelitian antropologi diatas, maka sangat sukar
sekali mengadakan pembatasan antara antropologi dengan sosiologi. Ada yang
berpendapat bahwa antropologi memusatkan perhatian pada masyarakat yang masih
sederhana kebudayaannya sedangkan sosiologi
menyelidiki masyarakat modern yang sudah kompleks. Tetapi sejak PD II
tidaklah tepat untuk mengatakan demikian karena antroplogi telah banyak
memperhatikan perkembangan masyarakat modern yang pada masa peralihan. Dalam
mempelajari secara bersama-sama masyarakat pada masa peralihan dari alam
tradisional ke modern hanya dapat dikatakan bahwa sosiologi dan antropologi
terdapat perbedaan pada pangkal titik tolaknya. Antropopologi bertitik tolak padaunsur-unsur tradisional sedangkan
sosiologi terutama memperhatikan unsur-unsur yang baru (modern).
C. Defenisi Sosiologi dan Sifat
Hakikatnya
Merumuskan
defenisi sosiologi untuk menggambarkan
secara tepat keseluruhan pengertian, sifat dan hakikat sosiologi
sangatlah sukar karena ilmu ini tumbuh dan berkembang ke arah berbagai
kemungkinan. Sebagai patokan akan diuraikan beberapa defenisi sosiologi dari
beberapa ahli berikut :
a.
Pitirim
Sorikin, mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari :
1.
Hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala sosial (Misalnya antara gejala ekonomi dan agama,
keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi dll)
2.
Hubungan dan pengaruh timbal balik
antara gejala sosial dan gejala non sosial (misalnya gejala geografis,
biologis, dan sebagainya)
3.
Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial
b.
Roucek
dan Warren, mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok
c.
Willian
F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff
berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial
d.
Selo
Soemardjan dan Soeleman Soemardi, menyatakan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial
dan proses sosial termasuk perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi
Indonesia ini, struktur sosial adalah
keseluruhan jalinan antaraunsur-unsur
sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial),
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal
balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh timbal balik
antara segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan politik, antara segi
kehidupan hukum dengan segi kehidupan beragama dan lain sebagainya.
Sifat – sifat hakikat dari ilmu sosiologi adalah sebagai
berikut :
a.
sosiologi merupakan suatu ilmu
sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian
.
b.
sosiologi bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang normatif tetapi merupakan suatu disiplin yang kategoris,
artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
c.
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
yang murni (pure science) dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai ( applied science )
d.
Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkrit
e.
Sosiologi bertujuan untuk
menghasilkan pengertian dan pola-pola umum
f.
Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang empiris dan rasional
g.
Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang umum bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus
D. Obyek Sosiologi
Obyek
sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan
proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Masyarakat adalah
:
a.
Kumpulan manusia yang hidup bersama
b.
Bercampur antar waktu yang cukup
lama. Akibat dari hidup bersama itutimbul suatu sistem komunikasi dan timbul pula
peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam kelompok
tersebut
c.
Mereka sadar bahwa mereka adalah
merupakan satu kesatuan
d.
Mereka merupakan suatu sistem hidup
bersama sehingga menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa
dirinya terikat satu dengan lainnya.
Setiap masyarakat mempunyai komponenn-komponen dasarnya yakni
:
a.
Populasi,
yakni warga dari suatu masyarakat yang dilihat dari sudut
pandangan kolektif
b.
Kebudayaan,
yakni hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama
c.
Hasil-hasil
kebudayaan materil
d.
Organisasi
sosial, jaringan hubungan antara warga-warga masyarakat yang
bersangkutan
e.
Lembaga-lembaga
sosial dan sistemnya
E.
Perkembangan
Sosiologi
Latar belakang
sosial lahirnya sosiologi adalah perubahan masyarakat di Eropa Barat akibat
Revolusi industri ( Inggris ) dan Revolusi Perancis. Banyak orang pada masa itu
berharap bahwa revolusi industri dan revolusi prancis bakal memabawa kemajuan
dengan munculnya teknologi baru yang mempermudah sekaligus meningkatkan produksi
masyarakat dan berharap akan timbul Kesamaan (egalite), Persaudaraan
(fraternite) dan Kebebasan (liberte) yang menjadi semboyan dari revolusi.
Akan tetapi apa yang diharapkan tidak ada
dalam kenyataan. Revolusi memang telah mendatangkan perubahan namun pada saat
yang sama juga telah mendatangkan kekuatiran yang lebih besar yaitu timbulnya
anarki (situasi tanpa aturan) dan kekacauan lebih besar setelah Revolusi
Perancis dan sebagai akibat dari Revolusi Industri timbul kesenjangan sosial
yang baru antara yang kaya dan yang miskin.
Adalah Auguste Comte (1798-1857) yang
pertama kali membuat diskripsi ilmiah atas situasi sosial tersebut dan dialah
juga yang pertama kali menggunakan kata “sosiologi” dalam bukunya The positive
Philosophy (1842). Walaupun masa August Comte dipakai sebagai titik awal
karena comte pertama sekali memakai istilah sosiologi akan tetapi perhatian
–perhatian serta pikiran-pikiran terhadap masyarakat telah dimulai jauh sebelum
masa Comte, misalnya :
a. Plato, menelaah
masyarakatsecara sistematis dengan merumuskan teori organis tentang masyarakat
yang mencakup bidang kehidupan ekonomi dan sosial
b. Aristoteles, melakukan
analisi terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat
c. Ibnu Khaldun, mengemukakan
beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian sosial dan peristiwa dalam
sejarah
d. Zaman Renaisance,
seperti Thomas More dan Campanella mengenai masyarakat ideal dan Machiavelly
mengemukakan mengenai cara mempertahankan kekuasaan
e. Hobbes, menulis
mengenai keadaan alamiah manusia yang didasari pada keinginan-keinginan mekanis
sehingga manusia selalu saling berkelahi, (kontrak sosial)
f.
John
Locke dan JJ Rosseau), menulis mengenai kontrak sosial
g. St. Simon menulis
tentang manusia yang hendaknya dipelajari dalam kehidupan kelompok
Perkembangan
sosiologi sesudah August Comte sangatlah cepat. Oleh karena itu dikelompokkan
ke dalam berbagai mashab untuk mempermudah penyusunannya antara lain :
a.
Mashab
geografi dan lingkungan
Pentingnya mashab ini adalah bahwa
ajaran dan teori-teorinya menghubungakn faktor keadaan alam dengan faktor
struktur serta organisasi sosial. Ajaran teorinya mengungkapkan adanya korelasi
antara tempat tinggal dengan adanya aneka ragam karakteristik kehidupan sosial suatu masyarakat tertentu. Tokoh dari
mashab ini adalah : Edward Buckle (Inggris) menulis tentang pengaruh keadaan
alam terhadap masyarakat, Le Play (Prancis) menganalisis tentang organisasi
keluarga ditentukan oleh cara-cara mempertahankan kehidupannya yaitu cara
mereka bermata pencaharian, Huntington ( 1915) menguraikan bahwa mentalitas
manusia ditentukan oleh faktor iklim.
b.
Mazhab
Organis dan Evolusioner
Tokoh dari mashab ini adalah
Herbert Spencer yaitu orang yang pertama sekali menulis tentang masyarakat
atas dasar data empiris yang konkrit.
Menurut Spencer suatu organisasi akan berkembang dan bertambah sempurna apabila
bertambah kompleks. Dan dengan adanya differensiasi antara bagian-bagiannya.
Tokoh lain yang juga masuk dalam mashab ini adalah Emile Durkheim yang
membedakan antara masyarakat yang bercirikan solidaritas mekanis dan
solidaritas organis. Menurut Durkheim apabila solidaritas organis mengalami
kemunduran maka akan timbul anomie yaitu
keadaan dimana masyarakat tidak mempunyai pedoman untuk mengukur
kegiatan-kegiatan dengan nilai/norma yang ada.
c.
Mazhab
formal
Ahli pikir dari mazhab ini adalah
George Simmel yang berpendapat bahwa elemen-elemen dalam masyarakat mencapai
kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen
tersebut. Seseorang menjadi warga masyarakat untuk mengalami proses
individualisasi dan sosialisasi artinya tanpa menjadi warga masyaraka tak akan
mungkin seseorang mengalami proses interaksi. Tokoh lain adalah Leopold vom Wiese berpendapat bahwa
sosiologi harus memusatkan perhatian
pada hubungan-hubungan antar manusia tanpa mengaitkannya dengan tujuan-tujuan
maupun kaidah-kaidah. Alfred Vierkant
menyatakan bahwa sosiologi menyoroti situasi-situasi mental yang tidak dapat
dianalisis secara tersendiri tetapi merupakan hasil perilaku yang timbul
sebagai akibat interaksi antar individu dan kelompok dalam masyarakat.
d.
Mazhab
ekonomi
Tokoh mazhab ini adalah Karl Max yang mempergunakan metode
sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori perubahan yang menunjukkan
perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadilan sosial. Tokoh
lain adalah Max Weber yang menyatakan
bahwa semua bentuk organisasi sosial harus diteliti menurut perilaku warganya.
Suatu gejala sosial akan dapat dianalisis dengan mempergunakan kriteria yang
terdapat dalam tipe-tipe ideal dalam masyarakat tersebut. Tingkah laku individu
dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut
4 tipe ideal aksi sosial yaitu :
Ø
Aksi yang bertujuan, yakni tingkah
laku yang ditujukan untuk mendapatkan hasil yang efisien
Ø
Aksi yang berisikan nilai yang
ditentukan, yang artinya sebagai perbuatan untuk merealisasikan dan mencapai
tujuan
Ø
Aksi tradisional, yang menyangkut
tingkah laku yang melaksanakan suatu aturan
yang bersanksi
Ø
Aksi yang emosional, yaitu yang
menyangkut perasaan seseorang
F. Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Unsur-unsur sosiologi sudah banyak dipergunakan dalam
tulisan-tulisan para pujangga Indonesia pada zaman dahulu yang walaupun tidak
digunakan dalam suatu ajaran atau teori sosiologi yang murni, tetapi suatu
landasan untuk tujuan lain, misalnya untuk pendidikan. Seperti Ki Hajar
dewantara memberikan sumbangan banyak untuk sosiologi dengan konsepnya mengenai
kepemimpinan dan kekeluargaan Indonesia yang dipraktekkan dalam lembaga
pendidikan. Demikian juga tulisan para sarjana Belanda (Sebelum PD II) yang
mengambil masyarakat Indonesia sebagai pusat perhatian menggunakan unsur-unsur
sosiologi secara alamiah, tetapi sosiologi pada waktu itu dianggap sebagai ilmu
pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Sesudah PD II tepatnya setelah Indonesia merdeka
seorang sarjana Indonesia Soenaryo
kolopaking memberi kuliah sosiologi pada Akademi Ilmu politik di
Yogyakarta. Pada tahun 1950 terbuka kesempatan untuk sarjana Indonesia kuliah
di luar negeri dan mulailah ada beberapa orang yang memperdalam pengetahuannya
tentang sosiologi.
Buku sosiologi berbahasa Indonesia diterbitkan sekitar
tahun 1950-an yaitu sosiologi Indonesia
oleh Djodi Gondokusumo yang memuat beberapa pengertian elementer
dari sosiologi. Menyusul kemudian buku Sosiologi
yang ditulis oleh seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah sosiologi yang
diterbitkan oleh bardosono.
Selanjutnya terbitlah buku Hassa Shadily berjudul sosiologi untuk masyarakat Indonesia
berbahasa Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi modern. Buku sosiologi
lain yang juga dikarang oleh orang Indonesia yaitu Selo Sumardjan yang ditulus
berbahasa Inggris dengan judul Social Change in Yogyakarta yang berisikan
tentang perubahan pada masyarakat
Yogyakarta sebagai akibat revolusi politik dan sosial pada waktu revolusi masih
berpusat di Yogya.
Pada dewasa ini ada sejumlah Universita Negeri yang
mempunyai fakultas Ilmu politik dan fakultas ilmu sosial dimana ada jurusan
sosiologi. Dari jurusan sosiologi itu diharapkan sumbangan dan dorongan lebih
besar untuk mempercepat perkembangan sosiologi di Indonesia untuk kepentingan
umum dan masyarakat.
G. Metode-Metode Dalam Sosiologi
Cara-cara sosiologi mempelajari lingkungan atau
lapangan kerjanya ( methode) yaitu :
1.
Methode Kwalitatif : methode yang mengutamakan bahan-bahan yang
sukar diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang eksakt
(matematis), meskipun bahan-bahan nyata terdapat dalam masyarakat.
Metode tersebut seperti :
Metode tersebut seperti :
a.
Methode historis : penelahaan peristiwa-peristiwa dan
proses-proses dari lembaga-lembaga peradaban masa lampau untuk mendapatkan
prinsip-prinsip umum di dalam mempelajari sosiologi.
b.
Komperatif : membandingkan berbagai macam masyarakat beserta
kelompok-kelompok yang ada di dalamnya untuk menyingkap perbedaan dan persamaan
untuk dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui prilaku
masyarakatnya.
c.
Historis komperatif : kombinasi.
d.
Case study ( study kasus ) : untuk mempelajari kondisi yang
sedalam-dalamya dari suatu kelompok, lembaga, perorangan yang ada di dalam
suatu masyarakat. Dasarnya yaitu bahwa setiap kasus yang diteliti merupakan
pencerminan atau gejala umum dari seluruh kasus, sehingga dapat digeneralisir
untuk menghasilkan dalil-dalil yang berlaku umum.
2.
Methode Kuantitatif : methode yang mempergunakan angka-angka
sebagai bahan keterangan, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur
dengan mempergunakan tabel, indek, sekala dll yang sifatnya matematis seperti
Methode statistik, methode eksperimen.
3.
Methode Empiris : (methode reseurch) ; methode yang menyandarkan
diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapatkan dalam masyarakat.
4.
Methode Deduktif : pengambilan kesimpulan dengan berlandaskan
prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah yang bersifat umum untuk diterapkan kedalam
gejala-gejala yang khusus.
5.
Methode Induktif : methode yang mempelajari suatu gejala yang
khusus untuk mendapatkan kaidah-kadiah atau hukum-hukum yang berlaku umum.
H. Evaluasi
1. Jelaskan
perbedaan Sosiologi dengan Ilmu-ilmu sosial lainnya !
2. Gambarkan
secara ringkas perkembangan teori sosiologi masa :
a. Sebelum August Comte
b. Masa August Comte
c. Sesudah August Comte
3. Jelaskan
bagaimana perkembangan sosiologi di Indonesia !
BAB
II
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Kompetensi
Setelah
mempelajari bab ini, mahasiswa akan mengetahui mengenai proses sosial dan
bentuk-bentuk interaksi sosial
A. Pengertian
Pengertian interaksi sosial menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok, maupun antara orang perorangan dengan kelompok. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Interaksi sosial tidak selalu ditandai dengan mengadakan kontak muka atau berbicara, tetapi interaksi sosial bisa terjadi manakala masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan misalnya karena bau minyak wangi. Hal itu bisa menimbulkan kesan di dalam fikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.
Pengertian interaksi sosial menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok, maupun antara orang perorangan dengan kelompok. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Interaksi sosial tidak selalu ditandai dengan mengadakan kontak muka atau berbicara, tetapi interaksi sosial bisa terjadi manakala masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan misalnya karena bau minyak wangi. Hal itu bisa menimbulkan kesan di dalam fikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.
Interkasi
yang terjadi antar kelompok-kelompok manusia, misalnya pada tawuran antar
pelajar satu sekolah dengan sekolah lain, peperangan antar etnis, pertikaian
kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain, pertemuan para senat
mahasiswa perguruan tinggi se Indonesia, pertemuan perguruan tinggi dengan
pemerintah daerah setempat dll.
Interaksi
yang terjadi antar orang perorangan dengan kelompok, misalnya interaksi dosen
dengan mahasiswanya di dalam kelas, interaksi seorang pembicara dalam seminar
dengan peserta seminar dll.
B. Syarat-syarat
terjadinya interkasi sosial
Interaksi sosial
terjadi setidaknya memenuhi dua syarat :
1.
Adanya kontak sosial
Secara fisik kontak
sosial bisa berarti sebagai kontak yang terjadi hubungan badaniah; sementara
sebagai gejala sosial tidak perlu adanya hubungan badaniah, oleh karena
seseorang dapat mengadakan hubungan dengan fihak lain tanpa menyentuhnya.
Misalnya seseorang yang berbicara melalui telepon, e-mail, surat, radio dll.
Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat
adanya kontak. Jadi kontak merupakan tahap pertama terjadinya interaksi sosial.
Kontak terjadi misalnya kontak antara suatu pasukan dengan pasukan musuh. Ini
berarti bahwa masing-masing pihak telah mengetahui dan sadar akan kedudukan masing-masing
dan siap untuk bertempur (yang biasanya disebut kontak bersenjata)
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu :
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu :
Ø
antara orang
perorangan, misalnya apabila anak kecil diajarkan oleh orang tuanya mengenai
sopan santun, kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya; dua orang saling berbicara
dll.
Ø
Antara orang
perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya.
Misalnya ketua partai politik menyuruh para anggota-anggota partainya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi/program partai
Misalnya ketua partai politik menyuruh para anggota-anggota partainya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi/program partai
Ø
Antara suatu kelompok
dengan kelompok lainnya.
Misalnya dua atau lebih partai politik berkoalisi untuk mengalahkan partai politik yang lain.
Misalnya dua atau lebih partai politik berkoalisi untuk mengalahkan partai politik yang lain.
Selain
itu suatu kontak dapat pula bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi
apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti
misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum dll.
Sebaliknya kontak sekunder memerlukan perantara. Misalnya A berkata kepada B,
bahwa C mengagumi kepintarannya bermain catur. A sama sekali tidak bertemu
dengan C akan tetapi terjadi kontak antara mereka, karena masing-masing memberi
tanggapan, walaupun dengan perantaraan B. Hubungan sekunder misalnya bisa
dilakukan juga melalui telepon, radio, e-mail dll. Akan tetapi apabila A
meminta tolong kepada B supaya diperkenalkan dengan gadis C, maka kontak
tersebut bersifat sekunder tidak langsung.
2.
Adanya komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampian pesan
dari komunikator (penyampai) pesan) kepada komunikan (penerima pesan).
Komunikasi berlangsung apabila seseorang menyampikan suatu stimulus (rangsang)
yang kemudian memeproleh arti tertentu yang dijawab (respon) oleh orang lain.
Komunikasi diartikan bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (bisa berupa pembicaraan,
gerak-gerak badaniah atau sikap); dan perasaan-perasaan apa yang ingin
disampikan oleh orang tersebut. Orang tersebut kemudian memberikan
respon/reaksi terhadap apa yang disampaikan. Misalnya apabila seorang gadis
menerima seikat bunga, secara spontan ia akan mencium bunga tersebut; akan
tetapi yang menjadi pertanyaan dari gadis tersebut adalah siapa yang mengirim
bunga tersebut, dan apa yang menyebabkan dia mengirimkannya. Apakah bunga
tersebut dikirimkan sebagai tanda cinta, perhatian, untuk mendamaikan suatu
perselisihan, untuk peringatan hari ulang tahun, untuk memenuhi janji, sebagai
tanda simpati atas kesehatan seseoraang dll. Apabila gadis tersebut tidak dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dia-pun tidak tahu apa yang akan
dilakukannya, dan selama itu juga belum terjadi komunikasi.
Dalam komunikasi terjadi pula berbagai
macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Misalnya seulas senyum bisa
ditafsirkan sebagai keramahtamahan, sikap bersahabat. Lirikan bisa ditafsirkan
bahwa mungkin orang tersebut tidak senang atau malah sebaliknya menunjukkan
ketertarikan.
C. Dasar Berlangsungnya
Interaksi Sosial
Dasar berlangsungnya proses interaksi sosial didasarkan pada berbagai faktor yaitu :
1.
Imitasi
Imitasi adalah proses
meniru yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial. Peniruan dapat berupa
suatu perbuatan yang menirukan tindakan, nilai, norma atau ilmu pengetahuan
orang lain. Faktor ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
interaksi sosial. Imitasi mempunyai segi positif dan negatif. Salah sati segi
positifnya adalah imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai
yang berlaku.sedangkan sisi negatifnya adalah jika yang ditiru adalah
tindakan-tindakan yang menyimpang. Selain itu imitasi dapat pula melemahkan
atau mematikan daya kreasi seseorang.
2.
Sugesti
berlangsung apabila seseorang
memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang
kemudian diterima oleh pihak lain. Hampir sama dengan imitasi tetapi titik
tolaknya berbeda. Sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh
emosi yang menghambat daya pikirnya
secara emosional. Prosesnya akan
efektif apabila penerima sugesti dalam kedudukan lebih rendah, dalam keadaan
mental yang tidak seimbang, atau apabila pemberi sugesti adalah orang yang
lebih berwibawa.
3.
Identifikasi
Identifikasi adalah
kecenderungan untuk menjadi sama dengan orang lain yang menjadi idolanya.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari imitasi, oleh karena kepribadian
seseorang dapat terbentuk pada proses ini.
4.
Simpati
Simpati merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Ketertarikan menyebabkan orang cenderung untuk ingin selalu berhubungan.
Simpati merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Ketertarikan menyebabkan orang cenderung untuk ingin selalu berhubungan.
Hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial, walaupun di dalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks, sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor tersebut.
D. Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi
sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition),
pertentangan (conflict). Secara rinci bentuk-bentuk interaksi sosial adalah
sebagai berikut :
1. Kerjasama
(cooperation)
Kerjasama maerupakan suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama. Bentuk kerjasa antara lain : bargaining, cooptation, coation, dan
joint venture.
(a) Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih
(b) Cooptation adalah suatu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan baru dalam organisasi atau kehidupan politik
(c) Coalition adalah penggabungan dua organisasi atau lebih untuk mencapai tujuan bersama
(d) Joint venture adalah kerjasama dalam pendirian atau penyelesaian proyek-proyek tertentu.
(a) Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih
(b) Cooptation adalah suatu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan baru dalam organisasi atau kehidupan politik
(c) Coalition adalah penggabungan dua organisasi atau lebih untuk mencapai tujuan bersama
(d) Joint venture adalah kerjasama dalam pendirian atau penyelesaian proyek-proyek tertentu.
2. Akomodasi
Akomodasi bisa menunjuk sebagai suatu keadaan
atau proses. Akomodasi sebagai suatu proses adalah usaha untuk meredakan suatu
pertentangan, dalam mencapai kestabilan. Akomodasi sebagai suatu keadaan adalah
apabila antara dua kelompok yang saling bertentangan berhenti tidak bertikai,
tetapi masih dalam kondisi bertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
Ø Coercion
(penggunaan paksaan atau kekerasan)
Adalah suatu akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksaan, di mana salah satu pihak menguasai pihak lain.
Adalah suatu akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksaan, di mana salah satu pihak menguasai pihak lain.
Ø Compromise
(kompromi)
Adalah suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang
berlawanan saling mengurangi tuntutannya dengan mengadakan
kesepakatan-kesepakatan (kompromi)
Ø Arbritation
(perwasitan)
Adalah penyelesaian melalui pihak ketiga,
apabila masing-masing pihak yang bertentangan tidak mampu menyelesaikan
sendiri.
Ø Mediation
(mediasi)
Penyelesaian sengketa yang menyerupai
arbritation, tetapi pihak ketiga hanya sebagai perantara dan tidak mempunyai
kewenangan mengambil prakarsa.
Ø Conciliation
(konsiliasi)
Adalah usaha untuk mempertemukan keinginan
pihak-pihak yang berselisih, agar tercapai persetujuan bersama.
Ø Toleration
(toleransi)
Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa
persetujuan bersama. Misalnya toleransi antarumat beragama di Indonesia,
masing-masing umat beragama berusaha menghindarkan diri dari perselisihan.
Ø Stalemate
(buntu)
Adalah pihak-pihak yang saling bertentangan
karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam
melakukan pertentangan. Misalnya perang dingin anatar Amerika-Rusia di masa
lalu karena masalah nuklir
Ø Adjudication
(keputusan pengadilan)
Adalah penyelesaian perkara atau sengketa
melalui pengadilan.
3. Akomodasi
Akomodasi bisa menunjuk sebagai suatu keadaan atau proses. Akomodasi sebagai suatu proses adalah usaha untuk meredakan suatu pertentangan, dalam mencapai kestabilan. Akomodasi sebagai suatu keadaan adalah apabila antara dua kelompok yang saling bertentangan berhenti tidak bertikai, tetapi masih dalam kondisi bertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
Akomodasi bisa menunjuk sebagai suatu keadaan atau proses. Akomodasi sebagai suatu proses adalah usaha untuk meredakan suatu pertentangan, dalam mencapai kestabilan. Akomodasi sebagai suatu keadaan adalah apabila antara dua kelompok yang saling bertentangan berhenti tidak bertikai, tetapi masih dalam kondisi bertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
Ø Coercion
(penggunaan paksaan atau kekerasan)
Adalah suatu akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksaan, di mana salah satu pihak menguasai pihak lain.
Adalah suatu akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksaan, di mana salah satu pihak menguasai pihak lain.
Ø Compromise
(kompromi)
Adalah suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang
berlawanan saling mengurangi tuntutannya dengan mengadakan
kesepakatan-kesepakatan (kompromi)
Ø Arbritation
(perwasitan)
Adalah penyelesaian melalui pihak ketiga,
apabila masing-masing pihak yang bertentangan tidak mampu menyelesaikan
sendiri.
Ø Mediation
(mediasi)
Penyelesaian sengketa yang menyerupai arbritation,
tetapi pihak ketiga hanya sebagai perantara dan tidak mempunyai kewenangan
mengambil prakarsa.
Ø Conciliation
(konsiliasi)
Adalah usaha untuk mempertemukan keinginan
pihak-pihak yang berselisih, agar tercapai persetujuan bersama.
Ø Toleration (toleransi)
Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa
persetujuan bersama. Misalnya toleransi antarumat beragama di Indonesia,
masing-masing umat beragama berusaha menghindarkan diri dari perselisihan.
Ø Stalemate
(buntu)
Adalah pihak-pihak yang saling bertentangan
karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam
melakukan pertentangan. Misalnya perang dingin anatar Amerika-Rusia di masa
lalu karena masalah nuklir
Ø Adjudication
(keputusan pengadilan)
Adalah penyelesaian perkara atau sengketa
melalui pengadilan.
4. Akulturasi
Membicarakan akulturasi lebih tepat dalam kaitannyan dengan perubahan kebudayaan. Akulturasi terjadi apabila suatui kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu berinteraksi dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa kelompok lain, sehingga lambat laun unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan yang menyerapnya.
Membicarakan akulturasi lebih tepat dalam kaitannyan dengan perubahan kebudayaan. Akulturasi terjadi apabila suatui kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu berinteraksi dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa kelompok lain, sehingga lambat laun unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan yang menyerapnya.
5. Asimilasi
Adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antara kelompok-kelompok yang berbeda tetapi sudah bergaul cukup lama. Asimilasi ideal apabila kebudayaan-kebudayaan dari kelompok yang berbeda berubah saling menyesuaikan diri.
Adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antara kelompok-kelompok yang berbeda tetapi sudah bergaul cukup lama. Asimilasi ideal apabila kebudayaan-kebudayaan dari kelompok yang berbeda berubah saling menyesuaikan diri.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi :
a. Adanya
toleransi amsing-masing kelompok
b. Kesempatan
dalam bidang ekonomi yang seimbang
c. Sikap saling
menghargai kebudayaan amsing-masing
d. Sikap terbuka
dan mau bekerja sama
e. Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang mirip atau memiliki persamaan
f.
Antara kelompok yang berbeda terjadi perkawinan
g. Adanya musuh
bersama dari luar, sehinggaa menodorng masing-masing kelompok untuk bersatu
Faktor-faktor yang mempersulit terjadinya asimilasi :
a. Perbedaan
ciri-ciri fisik badaniah
b. Identitas
sosial khas yang terus-menerus dipertahankan
c. Dominasi
ekonomi oleh kelompok tertentu
d. Terisolasinya
kelompok tertentu dalam suatu kawasan, misalnya kelompok dengan tingkat ekonomi
lebih baik menghuni suatu kawasan pemukiman khusus (perumahan elit) akan
menyulitkan pembaauran dan asimilasi.
6. Persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok bersaing untuk memperebutkan sesuatu yang jumlahnya terbatas. Persaingan perorangan disebut persaingan pribadi, sedangkan persaingan yang tidak bersifat pribadi merupakan persaingan antar kelompok, misalnya persaingan antara dua perusahaan dalam memperebutkan daerah pemasaran.
Persaingan adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok bersaing untuk memperebutkan sesuatu yang jumlahnya terbatas. Persaingan perorangan disebut persaingan pribadi, sedangkan persaingan yang tidak bersifat pribadi merupakan persaingan antar kelompok, misalnya persaingan antara dua perusahaan dalam memperebutkan daerah pemasaran.
7. Pertikaian atau
pertentangan
Pertentangan (conflict) adalah usaha menentang
pihak lawan dalam mencapai tujuan. Bentuk-bentuk pertentangan antara lain :
a. Pertentangan
pribadi
b. Pertentangan
rasial
c. Pertentangan
antara kelas-kelas sosial
d. Pertentangan
politik
e.
Pertentangan yang bersifat internasional
E. Evaluasi
1.
Jelaskan mengapa dikatakan
Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial !
2.
Jelaskan syarat-syarat terjadinya
Interaksi Sosial !
3.
Interaki sosial memiliki bentuk.
Jelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial yang dimaksud !
4.
Mengapa kadang seseorang merasa
perlu ”bersandiwara” dalam berinteraksi dengan orang lain?
BAB III
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Kompetensi :
Setelah
mempelajari bab ini, mahasiswa akan mengetahui mengenai Terjadinya
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat
A. PENGANTAR
Manusia
tidak dapat hidup sendiri. Lain halnya dengan mahluk hidup lain seperti hewan.
Seekor anak ayam walaupun tanpa induk
mampu mencari makan sendiri, demikian pula dengan hewan-hewan lainnya.
Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Seperti bayi harus diajarkan
makan, berjalan, bermain-main dan lain-lain. Sejak lahir manusia berhubungan
dengan manusia lainnya. Hal ini bukan berarti bahwa manusia merupakan ciptaan
yang lemah. Walaupun alat-alat fisiknya tidak sekuat hewan tetapi diberi alat
untuk bertahan yang sangat ampuh dan istimewa jauh lebih sempurna dari alat-alat
fisik hewan yaitu kemampuan manusia untuk menggunakan pikiran.
Dalam
menghadapi alam sekeliling manusia harus hidup bersama dengan manusia lainnya
dan pergaulan tadi mendatangkan kepuasan bagi jiwanya. Naluri manusia untuk
hidup bersama dengan orang lain disebut gregatiousness,
sehingga manusia disebut juga social
animal atau hewan sosial.
Dalam
hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya yang paling penting
adalah reaksi yang timbul sebagai akibat dari hubungan tersebut. Dalam
memberikan reaksi ada suatu kecenderungan manusia untuk memberikan keserasian
dengan tindakan-tindakan orang lain, karena sejak dilahirkan manusia sudah
mempunyai dua keinginan pokok yaitu :
a.
keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat)
b.
keinginan untuk menjadi satu dengan
suasana alam sekelilingnya
Kedua keinginan tersebut di atas menyebabkan
terjadinya kelompok-kelompok sosial atau social
group dalam kehidupan manusia.
Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.
Tetapi tidak semua himpunan manusia dinamakan kelompok sosial.
Dinamakan kelompok sosial jika :
a.
ada
kesadaran setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagaian dari
kelompok yang bersangkutan
b.
ada hubungan timbal balik antara
anggota
c.
ada satu faktor yang dimiliki
bersama sehingga hubungan antra anggota semakin erat, misalnya nasib yang sama,
kepentingan yang sama,, tujuan yang sama, ideologi yang sama atau bahkan musuh
yang sama.
d.
Berstruktur, berkaidah dan
mempunyai pola perilaku
e.
Bersistem dan berproses
B. Pendekatan sosiologis terhadap
kelompok sosial
Kelompok
sosial (Social Group) adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama,
karena ada hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk
saling menolong.
Hampir
semua manusia pada awalnya adalah anggota kelompok sosial yang dinamakan
keluarga. Walaupun anggota keluarga pada waktu tertentu terpisah misalnya
bekerja, tetapi mereka pasti berkumpul untuk makan pagi, siang dan malam.
Setiap anggota mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda dan pada waktu
berkumpul itulah terjadi tukar-menukar pengalaman (Social Experience).
Penelitian terhadap social experience sangat penting untuk mengetahui sampai
sejauh manapengaruh kelompok terhadap individu dan bagaimana pula reaksi
individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan kepribadian.
Aspek yang
menarik dari kelompok sosial adalah bagaimana caranya mengendalikan
anggota-anggotanya. Seorang sosiolog akan tertarik oleh cara-cara kelompok
sosial dalam mengatur tindakan tindakan anggotanya agar tercapai tata tertib
dalam kelompok.
Manusia
merupakan mahluk yang bersegi jasmaniah dan rohaniah. Segi rohaniah manusia
terdiri dari perasaan dan pikiran yang apabila diserasikan akan menghasilkan
kehendak yang kemudian menjadi sikap tindak. Sikap tindak itulah yang kemudian
menjadi landasan gerak segi jasmaniah manusia.
Segi
rohaniah manusia dalam pola pergaulan hidup dengan sesamanya menghasilkan kepribadian yang berlangsung terus sampai
mati. Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
berasal dari diri maupun lingkungan.
C. Klasifikasi Tipe-Tipe Kelompok
Sosial
Tipe-tipe
kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau kriteria ukuran :
a.
Berdasarkan ukuran besar kecilnya
jumlah anggota kelompok sebagai fokus hubungan sosial yaitu satu orang (monad),
dua orang (dyad), dan tiga orang (Triad)
b.
Berdasarkan derajat interaksi
sosial dalam kelompok sosial yaitu anggotanya saling mengenal (face to face
groupings) seperti keluarga,RT dan desa dan anggota-anggotanya tidak mempunyai
hubungan erat seperti kota, korporasi dan negara
c.
Berdasarkan kepentingan dan wilayah
yaitu komuniti (masyarakat setempat) merupakan kesatuan wilayah yang tidak
mempunyai kepentingan-kepentingan khusus sedangkan Assosiasi dibentuk untuk
memenuhi kepentingan tertentu.
d.
Berdasarkan berlangsungnya suatu
kepentingan, yaitu kelompok yang berlangsung sebentar seperti, kerumunan dan
kelompok yang secara relatif berlangsung
laam seperti kelas dan komuniti
e.
Berdasarkan derajat organisasi,
yaitu kelompok yang terorganisasi dengan baik seperti negara, dan kelompok yang
hampir tidak terorganisasi seperti kerumunan.
D. Kelompok Sosial dipandang dari
sudut Individu
Dalam
masyarakat yang sudah kompleks seorang individu dapat menjadi anggota dari
beberapa kelompok sosial tertentu sekaligus, misalnya atas dasar ras, seks,
umur dan sebagainya yang sifatnya secara otomatis. Tetapi dalam hal lain
seperti bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya keanggotaannya bersifat
sukarela. Dengan demikian terdapat derajat tertentu serta arti tertentu bagi individu individu tadi sehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial
yang tertentu sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan tertentu pula
sebagai anggota suatu kelompok sosial
E. In Group dan Out Group
Kelompok sosial merupakan tempat dimana individu
mengidentifikasi dirinya sebagai in groupnya. Sikap in group biasanya didasarkan pada faktor simpati dan
selalu mempunyai perasaan dekat dengan
anggota-anggota kelompok. Out group diartika sebagai kelompok yang
menjadi lawan dari in group. Sikap ougroup selalu ditandai dengan suatu
kelainan yang berwujud antogonisme atau antipati. Perasaan in group dan out
group atau perasaan dalan dan luar kelompok dapat menjadi dasar suatu sikap
yang dinamakan etnocentrisme yaitu
suatu sikap untuk menilai orang lain atau kebudayaan lain (Out groupnya) dengan
menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Etnocentisme juga dapat diartikan
sebagai adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang
terbaik dibanding dengan kelompok lainnya.
F. Kelompok Primer dan Kelompok
Sekunder
Menurut CH.
Cooley, kelompok primer adalah kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal
mengenal antara anggota-anggotanya serta
kerjasama yang erat yang bersifat pribadi. Akibatnya adalah adanya peleburan
individu-individu ke dalam kelompok-kelompok
sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Contoh kelompok
sosial yang termasuk dalam in group adalah : keluarga, kelompok sepermainan,
dan lain-lain.
Kelompok
sekunder merupakan kelompok besar yang
terdiri dari banyak orang. Hubungannya tak perlu kenal mengenal secara pribadi
dan juga tidak langgeng. Contohnya adalah : hubungan kontrak jual beli.
G. Formal group dan Informal Group.
Formal
group adalah kelompok-kelompok yang mempunyai
peraturan-peraturan yang tegas
dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggota-anggotanya, misalnya
organisasi.
Informal
group tidak mempunyai struktur dan
organisasi tertentu atau pasti. Informal group biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali
dan itu menjadi dasar bagi bertemunya
kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya adalah Klik
(clique) yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok
besar. Klik tersebut ditandai dengan
adanya pertemuan-pertemuan timbal-balik antar anggota.
H. Kelompok-kelompok Sosial Yang Tidak
Teratur
Ø
Kerumunan
(Crowd)
Ukuran
utama dari kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Kerumunan akan
segera mati ketika orang-orangnya bubar. Jadi kerumunan merupakan kelompok
sosial yang sifatnya sementara.
Bentuk-bentuk
kerumunan :
a.
Kerumunan yang berertikulasi dengan
struktur sosial yaitu :
§
Formal audience yaitu kerumunan
yang mempunyai pusat perhatian dan persaman tujuan tetapi sifatnya pasif,
misalnya penonton film
§
Planned Expressive group yaitu
kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting tetapi mempunyai
persamaan tujuan yang terhimpun dalam aktivitas, misalnya orang yang berpesta,
berdansa dan lain-lain.
b.
Kerumunan yang bersifat sementara yaitu :
§
Kumpulan orang yang kurang
menyenangkan, misalnya orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis
dll
§
Panic crowd yaitu kerumunan
orang-orang yang sedang dalam keadaan panik dan berusaha menyelamatkan diri
dari suatu bahaya.
§
Spectator Crowds ( kerumunan
penonton) karena ingin melihat suatukejadian tertentu. Kerumunan penonton tidak
direncanakan dan kegiatan-kegiatannya
juga tak terkendali
c.
Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum yaitu :
§
Kerumunan yang bertindak emosional,
bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang
berlawanan dengan norma-norma yang berlaku . biasanya disebabkan karena
ketidakadilan
§
Kerumunan yang bersifat immoral,
yaitu kerumunan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat, misalnya
orang-orang mabuk
Ø
Publik
Publik lebih
merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara
tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti desas-desus, surat kabar,
radio, TV dan lain sebagainya. Alat-alat penghubung semacam ini memungkinkan
suatu publik mengikuti pengikut yang luas dan dalam jumlah yang besar. Karena
sangat jumlahnya sangat besar tak ada pusat perhatian yang tajam sehingga
keatuan juga tidak ada
I.
Dinamika
Kelompok Sosial
Kelompok sosial buka merupakan merupakan kelompok yang
dinamis. Setiap kelompok sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan.
Pada umumnya kelompok sosial mengalami perubahan sebagai akibat proses formasi
ataupun reformasi pola-pola dalam kelompok tersebut karena pengaruh dari luar.
Perubahan struktur kelompok sosial karena sebab-sebab
luar :
§
Karena perubahan situasi dimana
kelompok tadi hidup, misalnya ancaman dari luar sering merupakan faktor yang
mendorong terjadinya perubahan struktur kelompok sosial
§
Penggantian anggota-anggota
kelompok
§
Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam situasi sosial dan ekonomi
J.
Evaluasi
1.
Jelaskan pendekatan Sosiologis
terhadap kelompok-kelompok sosial !
2.
Jelaskan klasifikasi tipe-tipe
kelompok sosial yang anda ketahui! Dan klasifikasikanlah tipe-tipe kelompok
sosial yang ada di lingkunganmu!
3.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan
kelompok sosial yang tidak teratur!
4.
Jelaskan perbedaan :
a.
In group dan Out group
b.
Kelompok primer dan kelompok
sekunder
c.
Formal group dan informal group
5.
Apa yang dimaksud dengan Dinamika masyarakat ?
Pertanyaan
untuk diskusi:
1. Mengapa
semangat anggota tentara Indonesia, yang menjadi tawanan musuh tidak luntur
karena tekanan keras dalam masa tahanan atau propaganda musuh yang mengatakan
bahwa masyarakat Indonesia tidak mendukung-nya?
2. Andaikan
anda ingin mengubah perilaku sekelompok orang, cara manakah yang lebih
berkemungkinan untuk berhasil? : (a) mendekati langsung para individu untuk
mengubah perilaku mereka, yang pada akhirnya akan mengubah perilaku kelompok?;
atau (b) mengubah situasi atau cara kerja kelompok dengan pemikiran bahwa cara
tersebut akan mempengaruhi perilaku para individu dalam kelompok tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar