Jumat, 25 Mei 2012

Kebudayaan Dalam Masyarakat (Sosiologi Keperawatan)


BAB IV
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Kompetensi :
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mengetahui mengenai perbedaan kebudayaan dalam masyarakat
A.     HAKIKAT KEBUDAYAAN

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Hal ini berarti bahwa tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.Setiap hari orang berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. Ssetiap hari manusia melihat, mempergunakan bahkan merusak kebudayaan.
Dua orang antropolog yang bernama J. Herkovits dan Bronislow Malinowski, mengemukakan suatu istilah yaitu Cultural Determinism yang berarti segala sesuatu yang tersapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Selanjutnya Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super organic karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus walaupun orang-orang yang menjadi anggotanya silih berganti disebabkan oleh kematian dan kelahiran.
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayahbentuk jamak dari buddi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang menyangkut budi dan akal.
E.B. Taylor memberikan defenisi kebudayaan sebagai kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat.
Semua hasil karya karsa, rasa dan cipta masyarakat. Karya menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, Rasa, meliputi yang jiwa manusia mewujudkan segala kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan didalamnya termasuk agama, ideologi, kesenian dan unsur-unsur yang merupakan hasil ekspresi manusia, cipta, merupakan kemampuan mental, kemapuan berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat.

B.      Unsur-unsur kebudayaan
Istilah ini menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di manapun di dunia ini. Para antropolog yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam, be¬lum mempunyai pandangan seragam yang dapat diterima. Antropolog C. Kluckhohn di dalam sebuah karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture" telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu. Inti pen¬dapat-pendapat para sarjana itu menunjuk pada adanya tujuh unsur kebu¬dayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat¬-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi transpor dan sebagainya).
2.      Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian peter¬nakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3.      Sistem kemasyarakatan (sistern kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4.      Bahasa (lisan maupun tertulis).
5.      Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).
6.      Sistem pengetahuan.
7.      Religi (sistem kepercayaan).


           Cultural-universals tersebut di atas, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural aclivity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang dise¬butnya trait-complex.

C.      Kebudayaan sebagai Sistem Norma
Kebudayaan berarti menyangkut aturan yang harus diikuti - maka kebudayaan menentukan standar perilaku. Sebagai contoh untuk bersalaman kita mengulurkan tangan kanan; untuk menggaruk kepala boleh menggunakan tangan kiri atau kanan. Karena kebudayaabn kita tidak memiliki norma untuk menggaruk kepala.
Istilah norma memiliki dua kemungkinan arti. Suatu noema budaya adalah suatu konsep yang diharapkan ada. Kadang norma statis dianggap sebagai kebudayaan yang nyata. Norma satis sering disebut sebagai suatu ukuran dari perilaku yang sebenarnya, disetujui atau tidak. Norma kebudayaan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan suatu citra kebuadayaan tentang bagaimana seharusnya seseorang bersikap.
Berbagai masyarakat telah mencoba berbagai macam pola yang dapat dilaksanakan. Sebagai contoh contoh suatu masyarakat sudah mencoba makan sambil berdiri, duduk di lantai, duduk di kursi atau jongkok di lantai; mereka boleh makan bersama, atau masing-masing sendiri; boleh menggunakan tangan, sendok; boleh memulai dengan minum anggur, makan soup atau tidak keduanya. Setiap cara merupakan sekumpulan sejumlah kemungkinan, yang semuanya dapat dikerjakan. Melalui coba-coba, situasi kebetulan, atau beberapa pengaruh yang tidak disadari suatu masyarakat sampai pada salah satu kemungkinan, mengulanginya dan menerimanya sebagai cara yang wajar untuk memenuhi kebutuhan tertentu, pakai baju batik, makan nasi dsb. Generasi baru menyerap kebiasaan tersebut. Mereka terus menerus melihat cara berperilaku tertentu, mereka yakin itulah cara yang benar.
Kejadian itu diteruskan kepada generasi penerus sebagai salah satu kebiasaan. Folkways (kebiasaan) : cara yang lazim yang wajar dalam melakukan sesuatu oleh sekelompok orang. Sebagai contoh berjabat tangan, makan dengan tangan, makan dengan sumpit, makan dengan sendok-garpu, mengenakan sarung, kopiah, pada kesempayan-kesempatan tertentu. Ada dua kebiasaan yaitu (1) hal-hal yang seharusnya diikuti sebagai sopan santun dan perilaku sopan, (2) hal-hal yang harus diikuti karena yakin kebiasaan itu penting untk kesejahteraan masyarakat. Pandangan salah benar yang menyangkut kebiasaan disebut tata kelakuan (mores). Jadi mores (tata kelakuan) adalah gagasan yang kuat mengenai salah dan benar yang menuntut tindakan tertentu dan melarang yang lain.
Biasanya anggota suatu amsyarakat sama-sam merasakan keyakinan yang luhur bahwa pelanggaran pada tata kelakuakn mereka akan menimbulkan bencana bagi anggota masyarakat tersebut. Namun kadang-kadang orang luar melihatnya sebagi sesuatu yang tidak masuk akal. Kalau orang yakin bahwa perilaku tertentu merugikan, maka ia akan dikutuk oleh tata kelakuan. Tata kelakuan adalah keyakinan tentang salah dan benar dalam perilaku/tindakan. Sebagi contoh kenduri merupakan kebiasaan masyarakat jawa. Dipercaya apabila orang tidak melaksanakan kenduri akan mendatangkan bencana bagi masyarakat tersebut.

D.     Fungsi kebudayaan bagi masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Berbagai macam kekuatan yang harus dihadapi seperti kekuatan alam maupun kekuatan lainnya, ditambah pula dengan manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik dibidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri.
Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebuayaan kebendaan mempunyai kegunaan untuk melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Pada taraf permulaan untuk melindungi diri terhadap lingkungan  alam, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam bata-batas. Hal ini dapat dijumpai pada masyarakat yang rendah taraf kebudayaannya.
Pada masyarakat yang sudah kompleks yang taraf kebudayaannya lebih tinggi, teknologi memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam.
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Dengan adanya karsa merupakan daya upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada dalam masyarakat. Untuk menghadapi kekuatan buruk manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk tentang bagaimana manusia bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup.

E.      Sifat hakikat kebudayaan
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda satu dengan lainnya, namun setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum :
1.      Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia
2.      Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi  tertentu daaan tidak akan mattti dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
3.      Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4.      Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan yang dilarang dan tindakan yang diijinkan

F.       Gerak Kebudayaan
Tidak ada kebudayaan yang statis. Semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut. Gerak kebudayaan terjadi terjadinya hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat. Salah satu hal penyebab pergerakan kebudayaan adalah akulturasi. Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda sehingga unsur kebudayaan  asing tersebut lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebuayaan itu sendiri.
Beberapa hal yang menyangkut akulturasi :
a.      unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima
F unsur-unsur kebudayaan kebendaan, seperti alat-alat yang mudah dipakai dan dirasakan bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya
F unsur-unsur yang terbukti mempunyai manfaat besar seperti alat-alat komunikasi
F unsur-unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat, misalnya mesin penggiling padi

b.      unsur-unsur yang sulit diterima
F unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dll
F unsur yang dipelajari pada tahap pertama sosialisasi, misalnya makanan pokok suatu masyarakat
c.       pada umumnya generasi muda  lebih cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi sebaliknya generasi tua dianggap sebagai orang yang sukar menerima unsur baru
d.      Dalam suatu masyarakat yang terkena proses akulurasi selalu ada kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan dalam masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan kritis yang membahayakan keutuhan masyarakat.

Pertanyaan untuk diskusi :
1.      Menurut anda apakah musik jazz lebih bagus dari musik dangdut? Bagaimana anda menjelaskan jawaban anda

2.       Apakah etnosentrisme membantu ketahanan nasional atau etnosentrisme membahayakan ketahanan nasional?






Sosiologi Keperawatan


BAB I
HAKIKAT DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Kompetensi :
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mengetahui makna sosiologi dan perkembangan sosiologi
A.     PENDAHULUAN

Semua ilmu pengetahuan yang dikenal dewasa ini pernah menjadi bagian dari filsafat yang dinggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scientiarium). Filsafat mada masa itu mencakup pula segala usaha pemikran mengenaimasyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dengan filsafat memisahkan diri yaitu Astronomi (ilmu tentang bintang) dan fisika (ilmu Alam) mereupakan cabang-cabang filsafat yang pertama memisahkan diri, kemudian diikuti oleh ilmu kimia, biologi dan geologi. Di abad ke 19 dua ilmu pengetahuan baru muncul yaitu psikologi 9ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia) dan Sosiologi ( ilmu yang mempelajari masyarakat)
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walaupun tengah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban masyarakat manusia sebagai proses pergaulan telah menarik perhatian.
Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinamakan Sosiologi. Banyak usaha baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Faktor pendorong utama adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Pada abad ke-19 seorang ahli filsafat berbangsa Francis August Comte menulis beberapa buku yang berisikan pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia mempunyai anggapan saatnya telah tiba bahwa semua penelitian terhadap permasalahan kemasyarakatan  dan gejala-gejala masyarakat memasuki tahap terakhir yaitu tahap ilmiah. Oleh sebab itu ia menyarankan agar semua penelitian terhadap masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang berdiri sendiri. Nama yang dia berikan pada saat itu adalah “Sosiologi“, yang berasal dari bahasa latin Socius yang berarti kawan dan logos yang berarti kata atau berbicara. Jadi Sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Sosiologi menurut Comte harus dibentuk berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat.
Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842 ketika Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul “Positive Philosophy”.

B.                  Sosiologi Sebagai Ilmu
Secara umum dan konvensional dikenal adanya empat kelompok ilmu pengetahuan, yaitu :
1.      Ilmu Matematika
2.      Ilmu Pengetahuan Alam ( hayati dan tidak hayati (fisika)
3.      Ilmu tentang Prilaku - > perilaku hewan (animal behavior ), perilaku manusia (human behavior ) ; ilmu-ilmu sosial
4.      Ilmu Pengetahuan Kerohanian -> manifestasi spiritual.
Menurut penerapannya Ilmu Pengetahuan di bagi menjadi :
1.      Ilmu pengetahuan murni (pure science) ->untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara absrak, yaitu untuk mempertinggi mutunya.
2.      Ilmu Pengetahuan Praktis (applied science)- > mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut di dalam masyarakat dengan maksud untuk membantu masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Dari sudut sifatnya Ilmu Pengetahuan dibagi :
1.      Ilmu pengetahuan yang eksak
2.    Ilmu pengetahuan yang noneksak

Apakah Sosiologi benar-benar merupakan suatu ilmu pengetahuan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu harus dirumuskan apakah yang dimaksud dengan ilmu pengetahua (Science). Secara ringkas dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowlwdge) yang tersusun secaa sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Dalam rumusab di atas ada unsur-unsur yang merupakan bagian-bagian  dalam suatu kebulatan yakni :
a.      Pengetahuan ( knowledge)
b.      Tersusun secara sistematis
c.       Menggunakan pemikiran
d.      Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain
Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil dari penggunaan panca indera dan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs),  tahayul (superstitions) dan penerangan-penerangan yang keliru ( misinformations). Kepercayaan – kepercayaan tersebut menimbulkan ketidakpastian, sedangkan pengetahuan  bertujuan untuk mendatangkan  kepastian serta mengilangkan  prasangka sebagai akibat dari ketidakpastian tersebut.
Tersusun secara sistematis, Tidak semua pengetahuan merupakan suatu ilmu. Hanya yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan  ilmu pengetahuan. Sistematis berarti urutan-urutan yang tertentu, unsusr-unsur merupakan suatu kebulatan, sehingga dengan adanya sistematika tersebut akan jelas tergambar  garis besar ilmu pengetahaun yang bersangkutan.
Pemikiran, yang dimaksud dengan pemikiran adalah pemikiran dengan menggunakan otak. Apablia pembicarakan dikembalikan kepada pengetahuan,  pengetahuan tersebut diperoleh melalui kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri serta melalui alat-alat komunikasi. Hal demikian diterima oleh pancaindera dan kemudian diterima oleh otak  dan seterusnya diolah oleh otak secara sistematis. Penyusunan secara sistematis tadi dilakukan oleh pemikiran dan bukan oleh perasaan.
Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.  Ilmu pengetahaun tidak seharusnya disembunyikan atau dirahasiakan. Seorang ilmuwan (scientist) selalu harus menjelaskan segala pengetahuannya dengan jujur agar ilmu pengetahuan tersebut dapat ditelaah dan dikritisi oleh orang lain sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan tersebut selalu dapat berkembang.
Sosiologi telah memenuhi syarat-syarat ilmu seperti di atas dan merupakan ilmu yang berdiri sendiri karena memenuhi segenap unsur dan sifat ilmu pengetahuan.
Menurut harry M. Johnson karakteristik sosiologi yaitu :
a.      Empiris : ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasiØ (pengamatan) terhadap kenyataan dan menggunakan akal sehat (tidak spekulatif melainkan obyektif ).
b.       Teoritis : berusaha menghimpun suatu ikhtisar dariØ hasil pengamatannya (abastraksi dari hasil observasi), dalam mana susunannya harus bersifat logis sehingga hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya sungguh merupakan hubungan sebab akibat.
c.       Kumulatif : teori-teori sosiologi terbentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada. Jadi sosiologi memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori yang sudah ada itu.
d.      Nonetis : yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta melainkan, tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta tersebut.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana untuk membedakan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya?  Jika dibandingkan dnegan ilmu ekonomi yang juga obyknya adalah masyarakat maka dapat dikatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang bersangkut paut dengan produksi, distribusi dan penggunaan barang-barang dan jasa-jasa. Dengan kata lainhanya segi ekonominyalah yang dipelajari oleh ilmu ekonomi sedang sosiologi mempelajari unsur-unsur kemasyarakatan secara keseluruhan.
Perbandingannya dengan ilmu politik, dimana ilmu politik yang dipelajari misalnya bagaimana daya upaya untuk emmperoleh kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan dan lain sebagainya. Maka dalam hal ini sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum  dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum dari padanya. Misalnya soal daya upaya untuk mendapatkan kekuasaan digambarkan sosiologi sebagai salah satu bentuk oersaingan (competition) atau bahkan pertikaian (conflic).
Antropologi khususnya Antropologi sosial agak sulit membedakannya dengan sosiologi. Di beberapa perguruan tinggi atau lembaga-lembaga ilmiah, sosiologi dan antropologi merupakan dua spesialisasi yang sering sekali digabungkan menjadi satu bagian. Antropologi pada dasarnya mempunyai lima lapangan penyelidikan yaitu ;
a.      Masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai mahluk biologis
b.      Masalah sejarah terjadinya aneka warna bahasa yang diucapkan oleh manusia diseluruh dunia
c.       Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna bahasa-bahasa yang diucapkan oleh manusia di seluruh dunia
d.      Masalah perkembangan, persebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia diseluruh dunia
e.      Masalah dasar-dasar kebudayaan dan kehidupan masyarakat suku-suku bangsa yang tersebar diseluruh permukaan bumi sekarang ini.

Jika diiperhatikan kelima lapangan penelitian antropologi diatas, maka sangat sukar sekali mengadakan pembatasan antara antropologi dengan sosiologi. Ada yang berpendapat bahwa antropologi memusatkan perhatian pada masyarakat yang masih sederhana kebudayaannya sedangkan sosiologi  menyelidiki masyarakat modern yang sudah kompleks. Tetapi sejak PD II tidaklah tepat untuk mengatakan demikian karena antroplogi telah banyak memperhatikan perkembangan masyarakat modern yang pada masa peralihan. Dalam mempelajari secara bersama-sama masyarakat pada masa peralihan dari alam tradisional ke modern hanya dapat dikatakan bahwa sosiologi dan antropologi terdapat perbedaan pada pangkal titik tolaknya. Antropopologi bertitik tolak padaunsur-unsur tradisional sedangkan sosiologi terutama memperhatikan unsur-unsur yang baru (modern).

C.      Defenisi Sosiologi dan Sifat Hakikatnya
Merumuskan defenisi sosiologi untuk menggambarkan  secara tepat keseluruhan pengertian, sifat dan hakikat sosiologi sangatlah sukar karena ilmu ini tumbuh dan berkembang ke arah berbagai kemungkinan. Sebagai patokan akan diuraikan beberapa defenisi sosiologi dari beberapa ahli berikut :
a.      Pitirim Sorikin, mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
1.      Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (Misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi dll)
2.      Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya)
3.      Ciri-ciri umum semua  jenis gejala sosial
b.      Roucek dan Warren, mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok
c.       Willian F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff  berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial
d.      Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi, menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial  dan proses sosial termasuk perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi Indonesia ini, struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antaraunsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan beragama dan lain sebagainya.
Sifat – sifat hakikat dari ilmu sosiologi adalah sebagai berikut :
a.      sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan       alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian .
b.      sosiologi bukan merupakan ilmu pengetahuan yang normatif tetapi merupakan suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
c.       sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai ( applied science )
d.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkrit
e.      Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum
f.        Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional
g.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus

D.     Obyek Sosiologi
Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Masyarakat adalah :
a.      Kumpulan manusia yang hidup bersama
b.      Bercampur antar waktu yang cukup lama. Akibat dari hidup bersama itutimbul suatu sistem komunikasi dan timbul pula peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam kelompok tersebut
c.       Mereka sadar bahwa mereka adalah merupakan satu kesatuan
d.      Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama sehingga menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.
Setiap masyarakat mempunyai komponenn-komponen dasarnya yakni :
a.      Populasi, yakni warga dari suatu masyarakat yang dilihat dari sudut pandangan kolektif
b.      Kebudayaan, yakni hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama
c.       Hasil-hasil kebudayaan materil
d.      Organisasi sosial, jaringan hubungan antara warga-warga masyarakat yang bersangkutan
e.      Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya

E.         Perkembangan Sosiologi
                        Latar belakang sosial lahirnya sosiologi adalah perubahan masyarakat di Eropa Barat akibat Revolusi industri ( Inggris ) dan Revolusi Perancis. Banyak orang pada masa itu berharap bahwa revolusi industri dan revolusi prancis bakal memabawa kemajuan dengan munculnya teknologi baru yang mempermudah sekaligus meningkatkan produksi masyarakat dan berharap akan timbul Kesamaan (egalite), Persaudaraan (fraternite) dan Kebebasan (liberte) yang menjadi semboyan dari revolusi.
Akan tetapi apa yang diharapkan tidak ada dalam kenyataan. Revolusi memang telah mendatangkan perubahan namun pada saat yang sama juga telah mendatangkan kekuatiran yang lebih besar yaitu timbulnya anarki (situasi tanpa aturan) dan kekacauan lebih besar setelah Revolusi Perancis dan sebagai akibat dari Revolusi Industri timbul kesenjangan sosial yang baru antara yang kaya dan yang miskin.
Adalah Auguste Comte (1798-1857) yang pertama kali membuat diskripsi ilmiah atas situasi sosial tersebut dan dialah juga yang pertama kali menggunakan kata “sosiologi” dalam bukunya The positive Philosophy (1842). Walaupun masa August Comte dipakai sebagai titik awal karena comte pertama sekali memakai istilah sosiologi akan tetapi perhatian –perhatian serta pikiran-pikiran terhadap masyarakat telah dimulai jauh sebelum masa Comte, misalnya :
a.      Plato, menelaah masyarakatsecara sistematis dengan merumuskan teori organis tentang masyarakat yang mencakup bidang kehidupan ekonomi dan sosial
b.      Aristoteles, melakukan analisi terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat
c.       Ibnu Khaldun, mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian sosial dan peristiwa dalam sejarah
d.      Zaman Renaisance, seperti Thomas More dan Campanella mengenai masyarakat ideal dan Machiavelly mengemukakan mengenai cara mempertahankan kekuasaan
e.      Hobbes, menulis mengenai keadaan alamiah manusia yang didasari pada keinginan-keinginan mekanis sehingga manusia selalu saling berkelahi, (kontrak sosial)
f.        John Locke dan JJ Rosseau), menulis mengenai kontrak sosial
g.      St. Simon menulis tentang manusia yang hendaknya dipelajari dalam kehidupan kelompok
                        Perkembangan sosiologi sesudah August Comte sangatlah cepat. Oleh karena itu dikelompokkan ke dalam berbagai mashab untuk mempermudah penyusunannya antara lain :
a.         Mashab geografi dan lingkungan
Pentingnya mashab ini adalah bahwa ajaran dan teori-teorinya menghubungakn faktor keadaan alam dengan faktor struktur serta organisasi sosial. Ajaran teorinya mengungkapkan adanya korelasi antara tempat tinggal dengan adanya aneka ragam karakteristik kehidupan  sosial suatu masyarakat tertentu. Tokoh dari mashab ini adalah : Edward Buckle (Inggris) menulis tentang pengaruh keadaan alam terhadap masyarakat, Le Play (Prancis) menganalisis tentang organisasi keluarga ditentukan oleh cara-cara mempertahankan kehidupannya yaitu cara mereka bermata pencaharian, Huntington ( 1915) menguraikan bahwa mentalitas manusia ditentukan oleh faktor iklim.
b.         Mazhab Organis dan Evolusioner
Tokoh dari mashab ini adalah Herbert Spencer yaitu orang yang pertama sekali menulis tentang masyarakat atas  dasar data empiris yang konkrit. Menurut Spencer suatu organisasi akan berkembang dan bertambah sempurna apabila bertambah kompleks. Dan dengan adanya differensiasi antara bagian-bagiannya. Tokoh lain yang juga masuk dalam mashab ini adalah Emile Durkheim yang membedakan antara masyarakat yang bercirikan solidaritas mekanis dan solidaritas organis. Menurut Durkheim apabila solidaritas organis mengalami kemunduran maka akan timbul anomie yaitu keadaan dimana masyarakat tidak mempunyai pedoman untuk mengukur kegiatan-kegiatan dengan nilai/norma yang ada.
c.         Mazhab formal
Ahli pikir dari mazhab ini adalah George Simmel yang berpendapat bahwa elemen-elemen dalam masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen tersebut. Seseorang menjadi warga masyarakat untuk mengalami proses individualisasi dan sosialisasi artinya tanpa menjadi warga masyaraka tak akan mungkin seseorang mengalami proses interaksi. Tokoh lain adalah Leopold vom Wiese berpendapat bahwa sosiologi harus memusatkan  perhatian pada hubungan-hubungan antar manusia tanpa mengaitkannya dengan tujuan-tujuan maupun kaidah-kaidah. Alfred Vierkant menyatakan bahwa sosiologi menyoroti situasi-situasi mental yang tidak dapat dianalisis secara tersendiri tetapi merupakan hasil perilaku yang timbul sebagai akibat interaksi antar individu dan kelompok dalam masyarakat.
d.         Mazhab ekonomi
Tokoh mazhab ini adalah Karl Max yang mempergunakan metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori perubahan yang menunjukkan perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadilan sosial. Tokoh lain adalah Max Weber yang menyatakan bahwa semua bentuk organisasi sosial harus diteliti menurut perilaku warganya. Suatu gejala sosial akan dapat dianalisis dengan mempergunakan kriteria yang terdapat dalam tipe-tipe ideal dalam masyarakat tersebut. Tingkah laku individu dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut  4 tipe ideal aksi sosial yaitu :
Ø  Aksi yang bertujuan, yakni tingkah laku yang ditujukan untuk mendapatkan hasil yang efisien
Ø  Aksi yang berisikan nilai yang ditentukan, yang artinya sebagai perbuatan untuk merealisasikan dan mencapai tujuan
Ø  Aksi tradisional, yang menyangkut tingkah laku yang melaksanakan suatu aturan  yang bersanksi
Ø  Aksi yang emosional, yaitu yang menyangkut perasaan seseorang

F.       Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Unsur-unsur sosiologi sudah banyak dipergunakan dalam tulisan-tulisan para pujangga Indonesia pada zaman dahulu yang walaupun tidak digunakan dalam suatu ajaran atau teori sosiologi yang murni, tetapi suatu landasan untuk tujuan lain, misalnya untuk pendidikan. Seperti Ki Hajar dewantara memberikan sumbangan banyak untuk sosiologi dengan konsepnya mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan Indonesia yang dipraktekkan dalam lembaga pendidikan. Demikian juga tulisan para sarjana Belanda (Sebelum PD II) yang mengambil masyarakat Indonesia sebagai pusat perhatian menggunakan unsur-unsur sosiologi secara alamiah, tetapi sosiologi pada waktu itu dianggap sebagai ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Sesudah PD II tepatnya setelah Indonesia merdeka seorang sarjana Indonesia Soenaryo kolopaking memberi kuliah sosiologi pada Akademi Ilmu politik di Yogyakarta. Pada tahun 1950 terbuka kesempatan untuk sarjana Indonesia kuliah di luar negeri dan mulailah ada beberapa orang yang memperdalam pengetahuannya tentang sosiologi.
Buku sosiologi berbahasa Indonesia diterbitkan sekitar tahun 1950-an yaitu sosiologi Indonesia oleh Djodi Gondokusumo  yang memuat beberapa pengertian elementer dari sosiologi. Menyusul kemudian buku Sosiologi yang ditulis oleh seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah sosiologi yang diterbitkan oleh bardosono.
Selanjutnya terbitlah buku Hassa Shadily berjudul sosiologi untuk masyarakat Indonesia berbahasa Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi modern. Buku sosiologi lain yang juga dikarang oleh orang Indonesia yaitu Selo Sumardjan yang ditulus berbahasa Inggris dengan judul Social Change in Yogyakarta yang berisikan tentang perubahan pada  masyarakat Yogyakarta sebagai akibat revolusi politik dan sosial pada waktu revolusi masih berpusat di Yogya.
Pada dewasa ini ada sejumlah Universita Negeri yang mempunyai fakultas Ilmu politik dan fakultas ilmu sosial dimana ada jurusan sosiologi. Dari jurusan sosiologi itu diharapkan sumbangan dan dorongan lebih besar untuk mempercepat perkembangan sosiologi di Indonesia untuk kepentingan umum dan masyarakat.
G.     Metode-Metode Dalam Sosiologi
Cara-cara sosiologi mempelajari lingkungan atau lapangan kerjanya ( methode) yaitu :
1.      Methode Kwalitatif : methode yang mengutamakan bahan-bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang eksakt (matematis), meskipun bahan-bahan nyata terdapat dalam masyarakat.
Metode tersebut seperti :
a.      Methode historis : penelahaan peristiwa-peristiwa dan proses-proses dari lembaga-lembaga peradaban masa lampau untuk mendapatkan prinsip-prinsip umum di dalam mempelajari sosiologi.
b.      Komperatif : membandingkan berbagai macam masyarakat beserta kelompok-kelompok yang ada di dalamnya untuk menyingkap perbedaan dan persamaan untuk dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui prilaku masyarakatnya.
c.       Historis komperatif : kombinasi.
d.      Case study ( study kasus ) : untuk mempelajari kondisi yang sedalam-dalamya dari suatu kelompok, lembaga, perorangan yang ada di dalam suatu masyarakat. Dasarnya yaitu bahwa setiap kasus yang diteliti merupakan pencerminan atau gejala umum dari seluruh kasus, sehingga dapat digeneralisir untuk menghasilkan dalil-dalil yang berlaku umum.
2.      Methode Kuantitatif : methode yang mempergunakan angka-angka sebagai bahan keterangan, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan tabel, indek, sekala dll yang sifatnya matematis seperti Methode statistik, methode eksperimen.
3.      Methode Empiris : (methode reseurch) ; methode yang menyandarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapatkan dalam masyarakat.
4.      Methode Deduktif : pengambilan kesimpulan dengan berlandaskan prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah yang bersifat umum untuk diterapkan kedalam gejala-gejala yang khusus.
5.      Methode Induktif : methode yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kadiah atau hukum-hukum yang berlaku umum.

H.     Evaluasi
1.      Jelaskan perbedaan Sosiologi dengan Ilmu-ilmu sosial lainnya !
2.      Gambarkan secara ringkas perkembangan teori sosiologi masa :
a.      Sebelum August Comte
b.      Masa August Comte
c.       Sesudah August Comte
3.      Jelaskan bagaimana perkembangan sosiologi di Indonesia !
BAB II
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mengetahui mengenai proses sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial
A.       Pengertian
          Pengertian interaksi sosial menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok, maupun antara orang perorangan dengan kelompok. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Interaksi sosial tidak selalu ditandai dengan mengadakan kontak muka atau berbicara, tetapi interaksi sosial bisa terjadi manakala masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan misalnya karena bau minyak wangi. Hal itu bisa menimbulkan kesan di dalam fikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.
                 Interkasi yang terjadi antar kelompok-kelompok manusia, misalnya pada tawuran antar pelajar satu sekolah dengan sekolah lain, peperangan antar etnis, pertikaian kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain, pertemuan para senat mahasiswa perguruan tinggi se Indonesia, pertemuan perguruan tinggi dengan pemerintah daerah setempat dll.
Interaksi yang terjadi antar orang perorangan dengan kelompok, misalnya interaksi dosen dengan mahasiswanya di dalam kelas, interaksi seorang pembicara dalam seminar dengan peserta seminar dll.



B.    Syarat-syarat terjadinya interkasi sosial
Interaksi sosial terjadi setidaknya memenuhi dua syarat :
1.     Adanya kontak sosial
Secara fisik kontak sosial bisa berarti sebagai kontak yang terjadi hubungan badaniah; sementara sebagai gejala sosial tidak perlu adanya hubungan badaniah, oleh karena seseorang dapat mengadakan hubungan dengan fihak lain tanpa menyentuhnya. Misalnya seseorang yang berbicara melalui telepon, e-mail, surat, radio dll. Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat adanya kontak. Jadi kontak merupakan tahap pertama terjadinya interaksi sosial. Kontak terjadi misalnya kontak antara suatu pasukan dengan pasukan musuh. Ini berarti bahwa masing-masing pihak telah mengetahui dan sadar akan kedudukan masing-masing dan siap untuk bertempur (yang biasanya disebut kontak bersenjata)
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu :
Ø antara orang perorangan, misalnya apabila anak kecil diajarkan oleh orang tuanya mengenai sopan santun, kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya; dua orang saling berbicara dll.
Ø Antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya.
Misalnya ketua partai politik menyuruh para anggota-anggota partainya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi/program partai
Ø Antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
Misalnya dua atau lebih partai politik berkoalisi untuk mengalahkan partai politik yang lain.

Selain itu suatu kontak dapat pula bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum dll. Sebaliknya kontak sekunder memerlukan perantara. Misalnya A berkata kepada B, bahwa C mengagumi kepintarannya bermain catur. A sama sekali tidak bertemu dengan C akan tetapi terjadi kontak antara mereka, karena masing-masing memberi tanggapan, walaupun dengan perantaraan B. Hubungan sekunder misalnya bisa dilakukan juga melalui telepon, radio, e-mail dll. Akan tetapi apabila A meminta tolong kepada B supaya diperkenalkan dengan gadis C, maka kontak tersebut bersifat sekunder tidak langsung.

2.     Adanya komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampian pesan dari komunikator (penyampai) pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Komunikasi berlangsung apabila seseorang menyampikan suatu stimulus (rangsang) yang kemudian memeproleh arti tertentu yang dijawab (respon) oleh orang lain.
Komunikasi diartikan bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (bisa berupa pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap); dan perasaan-perasaan apa yang ingin disampikan oleh orang tersebut. Orang tersebut kemudian memberikan respon/reaksi terhadap apa yang disampaikan. Misalnya apabila seorang gadis menerima seikat bunga, secara spontan ia akan mencium bunga tersebut; akan tetapi yang menjadi pertanyaan dari gadis tersebut adalah siapa yang mengirim bunga tersebut, dan apa yang menyebabkan dia mengirimkannya. Apakah bunga tersebut dikirimkan sebagai tanda cinta, perhatian, untuk mendamaikan suatu perselisihan, untuk peringatan hari ulang tahun, untuk memenuhi janji, sebagai tanda simpati atas kesehatan seseoraang dll. Apabila gadis tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dia-pun tidak tahu apa yang akan dilakukannya, dan selama itu juga belum terjadi komunikasi.
Dalam komunikasi terjadi pula berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Misalnya seulas senyum bisa ditafsirkan sebagai keramahtamahan, sikap bersahabat. Lirikan bisa ditafsirkan bahwa mungkin orang tersebut tidak senang atau malah sebaliknya menunjukkan ketertarikan.

C.      Dasar Berlangsungnya Interaksi Sosial

           Dasar           berlangsungnya proses interaksi sosial didasarkan pada berbagai faktor yaitu :
1.      Imitasi
Imitasi adalah proses meniru yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial. Peniruan dapat berupa suatu perbuatan yang menirukan tindakan, nilai, norma atau ilmu pengetahuan orang lain. Faktor ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Imitasi mempunyai segi positif dan negatif. Salah sati segi positifnya adalah imitasi dapat mendorong seseorang  untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.sedangkan sisi negatifnya adalah jika yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang. Selain itu imitasi dapat pula melemahkan atau mematikan daya kreasi seseorang.
2.      Sugesti
berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Hampir sama dengan imitasi tetapi titik tolaknya berbeda. Sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi yang menghambat daya pikirnya  secara emosional. Prosesnya akan efektif apabila penerima sugesti dalam kedudukan lebih rendah, dalam keadaan mental yang tidak seimbang, atau apabila pemberi sugesti adalah orang yang lebih berwibawa.

3.      Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan untuk menjadi sama dengan orang lain yang menjadi idolanya. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari imitasi, oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk pada proses ini.
4.      Simpati
Simpati merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Ketertarikan menyebabkan orang cenderung untuk ingin selalu berhubungan.

            Hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial, walaupun di dalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks, sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor tersebut.

D.     Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), pertentangan (conflict). Secara rinci bentuk-bentuk interaksi sosial adalah sebagai berikut :
1.      Kerjasama (cooperation)
Kerjasama maerupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerjasa antara lain : bargaining, cooptation, coation, dan joint venture.
(a) Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih
(b) Cooptation adalah suatu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan baru dalam organisasi atau kehidupan politik
(c) Coalition adalah penggabungan dua organisasi atau lebih untuk mencapai tujuan bersama
(d) Joint venture adalah kerjasama dalam pendirian atau penyelesaian proyek-proyek tertentu.
2.      Akomodasi
Akomodasi bisa menunjuk sebagai suatu keadaan atau proses. Akomodasi sebagai suatu proses adalah usaha untuk meredakan suatu pertentangan, dalam mencapai kestabilan. Akomodasi sebagai suatu keadaan adalah apabila antara dua kelompok yang saling bertentangan berhenti tidak bertikai, tetapi masih dalam kondisi bertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
Ø  Coercion (penggunaan paksaan atau kekerasan)
Adalah suatu akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksaan, di mana salah satu pihak menguasai pihak lain.
Ø  Compromise (kompromi)
Adalah suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berlawanan saling mengurangi tuntutannya dengan mengadakan kesepakatan-kesepakatan (kompromi)
Ø  Arbritation (perwasitan)
Adalah penyelesaian melalui pihak ketiga, apabila masing-masing pihak yang bertentangan tidak mampu menyelesaikan sendiri.
Ø  Mediation (mediasi)
Penyelesaian sengketa yang menyerupai arbritation, tetapi pihak ketiga hanya sebagai perantara dan tidak mempunyai kewenangan mengambil prakarsa.
Ø  Conciliation (konsiliasi)
Adalah usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih, agar tercapai persetujuan bersama.
Ø  Toleration (toleransi)
Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan bersama. Misalnya toleransi antarumat beragama di Indonesia, masing-masing umat beragama berusaha menghindarkan diri dari perselisihan.
Ø  Stalemate (buntu)
Adalah pihak-pihak yang saling bertentangan karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan. Misalnya perang dingin anatar Amerika-Rusia di masa lalu karena masalah nuklir
Ø  Adjudication (keputusan pengadilan)
Adalah penyelesaian perkara atau sengketa melalui pengadilan.

3.      Akomodasi
Akomodasi bisa menunjuk sebagai suatu keadaan atau proses. Akomodasi sebagai suatu proses adalah usaha untuk meredakan suatu pertentangan, dalam mencapai kestabilan. Akomodasi sebagai suatu keadaan adalah apabila antara dua kelompok yang saling bertentangan berhenti tidak bertikai, tetapi masih dalam kondisi bertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
Ø  Coercion (penggunaan paksaan atau kekerasan)
Adalah suatu akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksaan, di mana salah satu pihak menguasai pihak lain.
Ø  Compromise (kompromi)
Adalah suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berlawanan saling mengurangi tuntutannya dengan mengadakan kesepakatan-kesepakatan (kompromi)
Ø  Arbritation (perwasitan)
Adalah penyelesaian melalui pihak ketiga, apabila masing-masing pihak yang bertentangan tidak mampu menyelesaikan sendiri.
Ø  Mediation (mediasi)
Penyelesaian sengketa yang menyerupai arbritation, tetapi pihak ketiga hanya sebagai perantara dan tidak mempunyai kewenangan mengambil prakarsa.
Ø  Conciliation (konsiliasi)
Adalah usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih, agar tercapai persetujuan bersama.
Ø  Toleration (toleransi)
Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan bersama. Misalnya toleransi antarumat beragama di Indonesia, masing-masing umat beragama berusaha menghindarkan diri dari perselisihan.
Ø  Stalemate (buntu)
Adalah pihak-pihak yang saling bertentangan karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan. Misalnya perang dingin anatar Amerika-Rusia di masa lalu karena masalah nuklir
Ø  Adjudication (keputusan pengadilan)
Adalah penyelesaian perkara atau sengketa melalui pengadilan.

4.      Akulturasi
Membicarakan akulturasi lebih tepat dalam kaitannyan dengan perubahan kebudayaan. Akulturasi terjadi apabila suatui kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu berinteraksi dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa kelompok lain, sehingga lambat laun unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan yang menyerapnya.
5.      Asimilasi
Adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antara kelompok-kelompok yang berbeda tetapi sudah bergaul cukup lama. Asimilasi ideal apabila kebudayaan-kebudayaan dari kelompok yang berbeda berubah saling menyesuaikan diri.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi :
a.      Adanya toleransi amsing-masing kelompok
b.      Kesempatan dalam bidang ekonomi yang seimbang
c.       Sikap saling menghargai kebudayaan amsing-masing
d.      Sikap terbuka dan mau bekerja sama
e.      Adanya unsur-unsur kebudayaan yang mirip atau memiliki persamaan
f.        Antara kelompok yang berbeda terjadi perkawinan
g.      Adanya musuh bersama dari luar, sehinggaa menodorng masing-masing kelompok untuk bersatu

Faktor-faktor yang mempersulit terjadinya asimilasi :
a.      Perbedaan ciri-ciri fisik badaniah
b.      Identitas sosial khas yang terus-menerus dipertahankan
c.       Dominasi ekonomi oleh kelompok tertentu
d.      Terisolasinya kelompok tertentu dalam suatu kawasan, misalnya kelompok dengan tingkat ekonomi lebih baik menghuni suatu kawasan pemukiman khusus (perumahan elit) akan menyulitkan pembaauran dan asimilasi.

6.      Persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok bersaing untuk memperebutkan sesuatu yang jumlahnya terbatas. Persaingan perorangan disebut persaingan pribadi, sedangkan persaingan yang tidak bersifat pribadi merupakan persaingan antar kelompok, misalnya persaingan antara dua perusahaan dalam memperebutkan daerah pemasaran.
7.      Pertikaian atau pertentangan
Pertentangan (conflict) adalah usaha menentang pihak lawan dalam mencapai tujuan. Bentuk-bentuk pertentangan antara lain :
a.      Pertentangan pribadi
b.      Pertentangan rasial
c.       Pertentangan antara kelas-kelas sosial
d.      Pertentangan politik
e.      Pertentangan yang bersifat internasional

E.     Evaluasi
1.    Jelaskan mengapa dikatakan Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial !
2.    Jelaskan syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial !
3.    Interaki sosial memiliki bentuk. Jelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial yang dimaksud !
4.    Mengapa kadang seseorang merasa perlu ”bersandiwara” dalam berinteraksi dengan orang lain?






BAB III
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Kompetensi :
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mengetahui mengenai Terjadinya kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat
A.     PENGANTAR
Manusia tidak dapat hidup sendiri. Lain halnya dengan mahluk hidup lain seperti hewan. Seekor anak ayam walaupun tanpa induk  mampu mencari makan sendiri, demikian pula dengan hewan-hewan lainnya. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Seperti bayi harus diajarkan makan, berjalan, bermain-main dan lain-lain. Sejak lahir manusia berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini bukan berarti bahwa manusia merupakan ciptaan yang lemah. Walaupun alat-alat fisiknya tidak sekuat hewan tetapi diberi alat untuk bertahan yang sangat ampuh dan istimewa jauh lebih sempurna dari alat-alat fisik hewan yaitu kemampuan manusia untuk menggunakan pikiran.
Dalam menghadapi alam sekeliling manusia harus hidup bersama dengan manusia lainnya dan pergaulan tadi mendatangkan kepuasan bagi jiwanya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan orang lain disebut gregatiousness, sehingga manusia disebut juga social animal atau hewan sosial.
Dalam hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya yang paling penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat dari hubungan tersebut. Dalam memberikan reaksi ada suatu kecenderungan manusia untuk memberikan keserasian dengan tindakan-tindakan orang lain, karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua keinginan pokok yaitu :
a.      keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat)
b.      keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya
Kedua keinginan tersebut di atas menyebabkan terjadinya kelompok-kelompok sosial atau social group  dalam kehidupan manusia. Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Tetapi tidak semua himpunan manusia dinamakan kelompok sosial.
Dinamakan kelompok sosial jika :
a.      ada  kesadaran setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagaian dari kelompok yang bersangkutan
b.      ada hubungan timbal balik antara anggota
c.       ada satu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antra anggota semakin erat, misalnya nasib yang sama, kepentingan yang sama,, tujuan yang sama, ideologi yang sama atau bahkan musuh yang sama.
d.      Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku
e.      Bersistem dan berproses

B.      Pendekatan sosiologis terhadap kelompok sosial
Kelompok sosial (Social Group) adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena ada hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
Hampir semua manusia pada awalnya adalah anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggota keluarga pada waktu tertentu terpisah misalnya bekerja, tetapi mereka pasti berkumpul untuk makan pagi, siang dan malam. Setiap anggota mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda dan pada waktu berkumpul itulah terjadi tukar-menukar pengalaman (Social Experience). Penelitian terhadap social experience sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh manapengaruh kelompok terhadap individu dan bagaimana pula reaksi individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan kepribadian.
Aspek yang menarik dari kelompok sosial adalah bagaimana caranya mengendalikan anggota-anggotanya. Seorang sosiolog akan tertarik oleh cara-cara kelompok sosial dalam mengatur tindakan tindakan anggotanya agar tercapai tata tertib dalam kelompok.
Manusia merupakan mahluk yang bersegi jasmaniah dan rohaniah. Segi rohaniah manusia terdiri dari perasaan dan pikiran yang apabila diserasikan akan menghasilkan kehendak yang kemudian menjadi sikap tindak. Sikap tindak itulah yang kemudian menjadi landasan gerak segi jasmaniah manusia.
Segi rohaniah manusia dalam pola pergaulan hidup dengan sesamanya menghasilkan  kepribadian yang berlangsung terus sampai mati. Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari diri maupun lingkungan.

C.      Klasifikasi Tipe-Tipe Kelompok Sosial
Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau kriteria   ukuran :
a.      Berdasarkan ukuran besar kecilnya jumlah anggota kelompok sebagai fokus hubungan sosial yaitu satu orang (monad), dua orang (dyad), dan tiga orang (Triad)
b.      Berdasarkan derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial yaitu anggotanya saling mengenal (face to face groupings) seperti keluarga,RT dan desa dan anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan erat seperti kota, korporasi dan negara
c.       Berdasarkan kepentingan dan wilayah yaitu komuniti (masyarakat setempat) merupakan kesatuan wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan khusus sedangkan Assosiasi dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu.
d.      Berdasarkan berlangsungnya suatu kepentingan, yaitu kelompok yang berlangsung sebentar seperti, kerumunan dan kelompok  yang secara relatif berlangsung laam seperti kelas  dan komuniti
e.      Berdasarkan derajat organisasi, yaitu kelompok yang terorganisasi dengan baik seperti negara, dan kelompok yang hampir tidak terorganisasi seperti kerumunan.

D.     Kelompok Sosial dipandang dari sudut Individu
Dalam masyarakat yang sudah kompleks seorang individu dapat menjadi anggota dari beberapa kelompok sosial tertentu sekaligus, misalnya atas dasar ras, seks, umur dan sebagainya yang sifatnya secara otomatis. Tetapi dalam hal lain seperti bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya keanggotaannya bersifat sukarela. Dengan demikian terdapat derajat tertentu serta arti tertentu  bagi individu individu tadi  sehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial yang tertentu sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan tertentu pula sebagai anggota suatu kelompok sosial

E.      In Group dan Out Group
Kelompok sosial merupakan tempat dimana individu mengidentifikasi dirinya sebagai in groupnya. Sikap in group  biasanya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan  anggota-anggota kelompok. Out group diartika sebagai kelompok yang menjadi lawan dari in group. Sikap ougroup selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antogonisme atau antipati. Perasaan in group dan out group atau perasaan dalan dan luar kelompok dapat menjadi dasar suatu sikap yang dinamakan etnocentrisme yaitu suatu sikap untuk menilai orang lain atau kebudayaan lain (Out groupnya) dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Etnocentisme juga dapat diartikan sebagai adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding dengan kelompok lainnya.
F.       Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Menurut CH. Cooley, kelompok primer adalah kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya  serta kerjasama yang erat yang bersifat pribadi. Akibatnya adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok  sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Contoh kelompok sosial yang termasuk dalam in group adalah : keluarga, kelompok sepermainan, dan lain-lain.
Kelompok sekunder merupakan  kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tak perlu kenal mengenal secara pribadi dan juga tidak langgeng. Contohnya adalah : hubungan kontrak jual beli.
G.     Formal group dan Informal Group.
Formal group adalah kelompok-kelompok yang mempunyai  peraturan-peraturan yang tegas  dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya  untuk mengatur hubungan  antar anggota-anggotanya, misalnya organisasi.
Informal group tidak mempunyai struktur  dan organisasi tertentu atau pasti. Informal group biasanya terbentuk  karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar bagi bertemunya  kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya adalah Klik (clique) yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal  yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik tersebut ditandai dengan  adanya pertemuan-pertemuan timbal-balik antar anggota.
H.     Kelompok-kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
Ø  Kerumunan (Crowd)
Ukuran utama dari kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Kerumunan akan segera mati ketika orang-orangnya bubar. Jadi kerumunan merupakan kelompok sosial yang sifatnya sementara.
Bentuk-bentuk kerumunan :
a.      Kerumunan yang berertikulasi dengan struktur sosial yaitu :
§  Formal audience yaitu kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persaman tujuan tetapi sifatnya pasif, misalnya penonton film
§  Planned Expressive group yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting tetapi mempunyai persamaan tujuan yang terhimpun dalam aktivitas, misalnya orang yang berpesta, berdansa dan lain-lain.
b.      Kerumunan  yang bersifat sementara yaitu :
§  Kumpulan orang yang kurang menyenangkan, misalnya orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis dll
§  Panic crowd yaitu kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik dan berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
§  Spectator Crowds ( kerumunan penonton) karena ingin melihat suatukejadian tertentu. Kerumunan penonton tidak direncanakan  dan kegiatan-kegiatannya juga tak terkendali
c.       Kerumunan yang berlawanan  dengan norma-norma hukum yaitu :
§  Kerumunan yang bertindak emosional, bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku . biasanya disebabkan karena ketidakadilan
§  Kerumunan yang bersifat immoral, yaitu kerumunan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat, misalnya orang-orang mabuk
Ø  Publik
Publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti desas-desus, surat kabar, radio, TV dan lain sebagainya. Alat-alat penghubung semacam ini memungkinkan suatu publik mengikuti pengikut yang luas dan dalam jumlah yang besar. Karena sangat jumlahnya sangat besar tak ada pusat perhatian yang tajam sehingga keatuan juga tidak ada

I.        Dinamika Kelompok Sosial
Kelompok sosial buka merupakan merupakan kelompok yang dinamis. Setiap kelompok sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Pada umumnya kelompok sosial mengalami perubahan sebagai akibat proses formasi ataupun reformasi pola-pola dalam kelompok tersebut karena pengaruh dari luar.
Perubahan struktur kelompok sosial karena sebab-sebab luar :
§  Karena perubahan situasi dimana kelompok tadi hidup, misalnya ancaman dari luar sering merupakan faktor yang mendorong terjadinya perubahan struktur kelompok sosial
§  Penggantian anggota-anggota kelompok
§  Perubahan-perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonomi

J.        Evaluasi
1.      Jelaskan pendekatan Sosiologis terhadap kelompok-kelompok sosial !
2.      Jelaskan klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial yang anda ketahui! Dan klasifikasikanlah tipe-tipe kelompok sosial yang ada di lingkunganmu!
3.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan kelompok sosial yang tidak teratur!
4.      Jelaskan perbedaan :
a.      In group dan Out group
b.      Kelompok primer dan kelompok sekunder
c.       Formal group dan informal group
5.      Apa yang dimaksud  dengan Dinamika masyarakat ?


Pertanyaan untuk diskusi:
1.    Mengapa semangat anggota tentara Indonesia, yang menjadi tawanan musuh tidak luntur karena tekanan keras dalam masa tahanan atau propaganda musuh yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak mendukung-nya?
2.    Andaikan anda ingin mengubah perilaku sekelompok orang, cara manakah yang lebih berkemungkinan untuk berhasil? : (a) mendekati langsung para individu untuk mengubah perilaku mereka, yang pada akhirnya akan mengubah perilaku kelompok?; atau (b) mengubah situasi atau cara kerja kelompok dengan pemikiran bahwa cara tersebut akan mempengaruhi perilaku para individu dalam kelompok tersebut?