Minggu, 16 Februari 2014

ADENO CA PROSTAT



B A B   II
TINJAUAN TEORITIS

A.        TINJAUAN TEORITIS MEDIS

  1. Defenisi
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat  yang tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan  atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba.
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapa menimbulkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya.
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat.





  1. Anatomi dan Fisiologi
          Anatomi   

 
  Prostat adalah salah satu kelenjar tubuh yang menjadi bagian dari sistem reproduksi pria. Bentuknya seperti buah kenari, ukurannya sekitar 3 cm dengan berat sekitar 20 gram. Salah satu fungsinya adalah menyemprotkan cairan ke dalam saluran kemih agar bercampur dengan sperma saat ejakulasi. Cairan yang dihasilkan prostat menjadi sumber energi bagi sperma dalam perjalanannya menuju sel telur (ovum). Selain itu cairan prostat tersebut juga membantu mengurangi keasaman vagina sehingga sperma dapat bertahan.
Letak prostat persis di bawah kandung kemih dan di depan rektum (ujung bawah usus besar). Saluran kemih yang baru saja keluar dari kandung kemih akan menembusi bagian tengah prostat. Bagian saluran kemih yang berada di dalam prostat tersebut disebut urethra pars prostatica (saluran kemih yang melewati prostat). Jika prostat membesar, maka saluran kemih yang melewati prostat akan tergencet sehingga menyempit atau bahkan tersumbat. Spincter externa mengelilingi urethra di bawah vesica urinaria pada wanita, tetapi pada laki-laki terdapat kelenjar prostat yang berada dibelakang spincter penutup urethra. Prostat mengekskresikan cairannya ke dalam urethra pada saat ejakulasi, cairan prostat ini memberi makanan kepada sperma. Cairan ini  memasuki urethra pars prostatika dari vas deferens.
                                                            Prostat dilewati oleh:
a.       Ductus ejakulatorius, terdiri dari 2 buah berasal dari vesica seminalis bermuara ke urethra.
b.      Urethra itu sendiri, yang panjangnya 17 – 23 cm.
                        Secara otomatis besarnya prostat adalah sebagai berikut :
a. Transversal : 1,5 inchi
b. Vertical : 1,25 inchi
c. Anterior Posterior : 0,75 inchi
Prostat terdiri dari 5 lobus yaitu :
a. Dua lobus lateralis
b. Satu lobus posterior
c. Satu lobus anterior
d. Satu lobus medial
 (Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan 2006, Salemba Medika)

  1. Etiologi
                        Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab timbulnya adenokarsinoma prostate adalah :
Ø  Predisposisi genetic
Ø  Pengaruh hormonal
Ø  Diet
Ø  Pengaruh lingkungan
Ø  Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.
Ø  Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
Ø  Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan  produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.
Ø  Kontak dengan logam berat seperti cadmium.
Ø  Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga
Ø  Kebiasan merokok

  1. Patofisiologi
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang disuga sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel. Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)
Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan intraavesikal, untuk dapat mengeluarkan urinbuli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo,2000)
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejal-gejal prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksisehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal (Price, 1995).
Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang –tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000)
Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. (Purnomo,2000)

  1. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang sering dialami oleh penderita adenoma ca prostat yaitu:
§  Mengalami kesulitan dalam buang air kecil
§  Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari.
§  Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni .
§  Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni
§  Pancaran aliran air seni lemah
§  Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna
§  Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.
§  Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri.
§  Makin ada darah di dalam air seni atau air mani
§  Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai :
§  Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.
§  Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis.
§  Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul.
§  Mungkin air seni berdarah.

  1. Komplikasi
§  Urinary traktus infection
§  Retensi urin akut
§  Refluks vesikoureter
§  Obstruksi dengan dilatasi uretra, hydronefrosis
§  Gagal ginjal
§  Hematuriaf
§  Sistisis dan piolenefritis
Bila operasi bisa terjadi :
§  Impotensi (kerusakan nevron pudendes)
§  Hemoragic paska bedah
§  Fistula
§  Struktur paska bedah
§  Inkontinensia urin




  1. Pemeriksaan Penunjang
1.      Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik ( buli-buli penuh / kosong )
2.      Palpasi  buli-buli: Tekanan didaerah supra pubik menimbulkan rangsangan ingin kencing bila buli-buli berisi atau penuh.Terasa massa yang kontraktil dan “Ballottement”.
3.      Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup.
4.      Colok dubur.
Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur harus di perhatikan konsistensi prostat (pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal), adakah asimetris  adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba.
Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan :
-          Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.
-          Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.
-          Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.
5.      Laboratorium.
-          Darah rutin
-          Faal ginjal (BUN, kreatinin serum)
-          Analisis urine
-          Pemeriksaan kultur
6.      Flowmetri.
Flowmetri adalah alat kusus untuk mengukur pancaran urin dengan satuan ml/detik.
7.      Radiologi.
-          Foto polos abdomen
-          Pielografi intra vena
-          Ultrasonografi (USG
-          Cystoscopy (sistoskopi)
8.      Kateterisasi.
Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine setelah miksi sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine lebih dari 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada hiper tropi prostat.

  1. Penatalaksanaan Medis
1.      Konservatif
2.      Observasi
3.      Radiasi
4.      Therapi Hormonal
5.      Obat-obatan
Antibioktik jika perlu
6.      Self care
-          Kencing dan minum teratur
-          Rendam hangat, seksual interconrse
7.      Pembedahan
-          Retopubic prostatectomy
-          Perineal prostatectomy
-          Suprapubik / open prostatectomy
-          Trans urethral  resectio  (TUR)

B.        TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN

a.   Pengkajian
Secara teoritis dalam pengkajian pasien dengan Adeno Ca Prostat akan ditemukan data-data sebagai berikut :
Sirkulasi
Tanda     :  Peninggian TD (efek pembesaran ginjal)
Eliminasi
Gejala     :  Penurunan kekuatan/dorongan aliran urine;tetesan
                  Keragu-raguan pada berkemih awal
                  Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap; dorongan dan frekuensi berkemih
                  Nokturia, disuria, hematuria
                  Duduk untuk berkemih
                  ISK berulang, riwayat batu (stasis urinaria)
                  Konstipasi (protrusi prostat kedalam rektum)
Tanda     :  Massa padat dibawah abdomen bawah (distensi kandung kemih), nyeri tekan kandung kemih
                  Hernia inguinalis; hemoroid (mengakibatkan peningkatan tekanan abdominal yang memerlukam pengosongan kandung kemih mengatasi tahanan)
Makanan / Cairan
Gejala     :  Anoreksia; mual, muntah
Nyeri / Kenyamanan
Gejala     :  Nyeri Suprapubis, panggul, atau punggung; tajam, kuat (pada prostatitis akut)
Keamanan
Gejala     :  Demam
Seksualitas
Gejala     : Masalah tentang efek kondisi/ terapi pada kemampuan seksual
                  Takut inkontinensia/menetes selama hubungan intim
                  Penurunan kekeuatan kontraksi ejakulasi
Tanda     :  Pembesaran, nyeri tekan prostat 
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala     :  Riwayat keluarga kanker, hipertensi, penyakit ginjal
                  Penggunaan antihipertensif atau antidepresam, antibiotik urinaria dan agen antibiotik, obat yang dijula bebas untuk flu/alergi obat mengandung simpatomimetik

  1. Diagnosa Keperawatan
3.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka pembedahan ditandai dengan luka operasi
Diagnosa Keperawatan 1
Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan tindakan pembedahan ditandai dengan klien mengatakan BAK belum lancar
Tujuan           :  Aliran urine baik/meningkat
Kriteria hasil   :  Berkemih dengan jumlah normal tanpa retensi
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi        :  Kaji haluaran urine dan sistem kateter/drainase, khususnya selama irigasi kandung kemih
Rasionalisasi    :  Retensi dapat terjadi karena edema area bedah, bekuan darah, spasme kandung kemih.
Intervensi        :  Perhatikan keluhan rasa penuh kandung kemih, ketidakmampuan berkemih, urgensi
Rasionalisasi    :  Kemungkinan kateter tersumbat jadi urine tertahan  
Intervensi        :  Mencatat perubahan urine
Rasionalisasi    :  Jika warna urine tidak kemerahan berarti luka sudah mulai tertutup
Irtervensi         : Ajarkan Pasien untuk memberitahukan petugas jika ingin berkemih tapi tidak keluar dari kateter
Rasionalisasi    : Membantu/mecegah terjadinya pull blast
Kolaborasi :
Intervensi        :  Pertahankan irigasi kandung kemih kontinue (continuous bladder irrigation (CBI)) sesuai indikasi periode pasca operasi
Rasionalisasi    :  Mencuci kandung kemih dari bekuan darah dan debris untuk mempertahankan potensi kateter, aliran urine
Intervensi        :  Pemberian obat antibiotik (Transamin)
Rasionalisasi    :  Untuk mencegah terjadinya bekuan darah
Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan ditandai dengan klien mengatakan rasa nyeri pada abdomen bagian bawah
Tujuan           :  Nyeri hilang dan terkontrol
Kriteria hasil   : 1. Menunjukkan rangsangan keterampilan relaksasi
                           2. Klien merasa rilek dan nyaman
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi        :  Kaji skala nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0-10)
Rasionalisasi    :  Nyeri tajam intermiten dengan dorongan berkemih/pasase urine sekitar menunjukkan spasme kandung kemih, yang cenderung lebih erat dari pada TUR
Intervensi        :  Tingkatkan pemasukan sesuai intoleransi
Rasionalisasi    :  Menurunkan iritasi dengan  mempertahankan aliran
Intervensi        :  Memberikan tindakan kenyamanan
Rasionalisasi    :  Menurunkan tegangan otot, dan meningkatkan kemampuan koping
Kolaborasi :
Intervensi        :  Memberikan obat anti nyeri
Rasionalisasi    :  Memberikan kenyamanan dan penurunan nyeri
Intervensi        :  Kontrol pemberian cairan
Rasionalisasi    :  Menghindari masukan lebih banyak dari haluaran



Diagnosa Keperawatan 3
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka pembedahan ditandai dengan luka operasi
Tujuan           :  Mencegah komplikasi
Kriteria hasil   :  Tidak menunjukkan tanda infeksi
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi        :  Mempertahankan sistem kateter steril
Rasionalisasi    :  Mencegah pemasukan bakteri dan infeksi
Intervensi        :  Awasi tanda-tanda vital
Rasionalisasi    :  Pada pasien prostat beresiko untuk syok
Intervensi        :  Mengganti balutan
Rasionalisasi    :  Mencegah kulit iritasi dan pemasukan bakteri
Kolaborasi :
Intervensi        :  Memberikan antibiotok sesuai indikasi
Rasionalisasi    :  Untuk mencegah Profilaksis
Diagnosa Keperawatan 4
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan luka pembedahan ditandai dengan luka pembedahan
Tujuan           :  Memenuhi kebutuhan oerawatan diri sendiri
Kriteria hasil   :  Dapat beraktivitas sendiri
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi        :  Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas
Rasionalisasi    :  Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien
Intervensi        :  Memberikan lingkungan yang tenang
Rasionalisasi    :  Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan
Intervensi        :  Menjelaskan pentingnya istirahat dan rencana pengobatan
Rasionalisasi    :  Untuk merununkan  metabolisme  dan menghemat energi untuk proses penyembuhan
Intervensi        : Memberikan posisi yang nyaman untuk istirahat
Rasionalisasi    : Merasakan kenyamanan untuk untuk istirahat
Intervensi        : Membantu aktivitas perawatan diri
Rasionalisasi    : Memberikan rasa nyaman
Diagnosa Keperawatan 5
Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi di tandai dengan  menanyakan tentang penyakit dan pengobatannya
Tujuan            : Prosedur/prognosis program dan kebutuhan teratasi
Kriteria hasil   : Memahami tentang prosedur dan prognosis
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi        :  Tekankan perlunya nutrisi yang baik; dorong konsumsi buah, meningkatkan diet tinggi serat.
Rasionalisasi    :  Meningkatkan penyembuhan dan mencegah komplikasi, menurunkan resiko perdarahan pasca operasi
Intervensi        :  Diskusikan pembatasan aktivitas awal
Rasionalisasi    :  Peningkatan tekanan abdominal/merenggangkanyang menempatkan stress pada kandung kemih dan prostat.
Intervensi        :  Dorong kesinambungan latihan perineal
Rasionalisasi    :  Membantu kontrol urinaria dan menghilangkan inkontinensia
Intervensi        : Instruksikan perawatan kateter urine
Rasionalisasi    :  Meningkatkan kemandirian dan kompetensi dalam perawatan diri
Intervensi        :  Kaji ulang tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik
Rasionalosasi   :  Intervensi cepat dapat mencegah komplikasi serius.

1 komentar:

  1. terimakasih informasinya, lengkap dan membantu sekali

    http://acemaxsshop.com/obat-tradisional-kanker-prostat/

    BalasHapus