B A B II
TINJAUAN TEORITIS
A. TINJAUAN TEORITIS MEDIS
- Defenisi
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan
pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak
normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran
perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul
nodul-nodul yang dapat diraba.
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di
prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika
sel prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini
dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama
tulang dan lymph node. Kanker prostat dapa menimbulkan rasa sakit, kesulitan
buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya.
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam
kelenjar prostat.
- Anatomi dan Fisiologi
Anatomi
Prostat
adalah salah satu kelenjar tubuh yang menjadi bagian dari sistem reproduksi pria. Bentuknya seperti
buah kenari, ukurannya sekitar 3 cm dengan berat sekitar 20 gram. Salah satu
fungsinya adalah menyemprotkan cairan ke dalam saluran kemih agar bercampur
dengan sperma saat ejakulasi. Cairan yang dihasilkan prostat menjadi sumber
energi bagi sperma dalam perjalanannya menuju sel telur (ovum). Selain itu
cairan prostat tersebut juga membantu mengurangi keasaman vagina sehingga
sperma dapat bertahan.
Letak
prostat persis di bawah kandung kemih dan di depan rektum (ujung bawah usus
besar). Saluran kemih yang baru saja keluar dari kandung kemih akan menembusi
bagian tengah prostat. Bagian saluran kemih yang berada di dalam prostat
tersebut disebut urethra pars prostatica (saluran kemih yang melewati prostat).
Jika prostat membesar, maka saluran kemih yang melewati prostat akan tergencet
sehingga menyempit atau bahkan tersumbat. Spincter externa mengelilingi urethra
di bawah vesica urinaria pada wanita, tetapi pada laki-laki terdapat kelenjar
prostat yang berada dibelakang spincter penutup urethra. Prostat
mengekskresikan cairannya ke dalam urethra pada saat ejakulasi, cairan prostat
ini memberi makanan kepada sperma. Cairan ini memasuki urethra pars
prostatika dari vas deferens.
Prostat
dilewati oleh:
a. Ductus ejakulatorius, terdiri dari 2
buah berasal dari vesica seminalis bermuara ke urethra.
b. Urethra itu sendiri, yang panjangnya 17
– 23 cm.
Secara otomatis besarnya prostat adalah
sebagai berikut :
a. Transversal : 1,5 inchi
b. Vertical : 1,25 inchi
c. Anterior Posterior : 0,75 inchi
Prostat terdiri dari 5 lobus yaitu :
a. Dua lobus lateralis
b. Satu lobus posterior
c. Satu lobus anterior
d. Satu lobus medial
(Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
perkemihan 2006, Salemba Medika)
- Etiologi
Beberapa faktor yang diduga sebagai
penyebab timbulnya adenokarsinoma prostate adalah :
Ø
Predisposisi genetic
Ø
Pengaruh hormonal
Ø
Diet
Ø
Pengaruh lingkungan
Ø
Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan
) sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.
Ø
Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena
berkurangnya sel yang mati
Ø
Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya
proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma
dan sel epitel kelenjar
prostat menjadi berlebihan.
Ø
Kontak dengan logam berat seperti cadmium.
Ø
Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik
atau olah raga
Ø
Kebiasan merokok
- Patofisiologi
Penyebab
Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa
menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang disuga
sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan keseimbangan
antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan
mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel. Difsreniasi sel yang
terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor
pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel
prostat karena berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya
perubahan materi genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel
stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca
Prostat (Price, 1995)
Kanker
akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat
aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan intraavesikal, untuk dapat
mengeluarkan urinbuli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan tahanan
itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli
berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan
divetikel buli-buli. Fase penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi
(Purnomo,2000)
Perubahan
struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran
kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu dikenal
dengan gejal-gejal prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi uretra,
otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi
untuk berkontraksisehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang
semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau
terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan
mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh
kedalam gagal ginjal (Price, 1995).
Berkemgangnya
tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke uretra, leher
kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga menyebar melalui
jalur hematogen yaitu tulang –tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta.
Metastasis organ adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000)
Proses
patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara otot
polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi
sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan
penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi
otot vesika tidak normal, maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan
hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. (Purnomo,2000)
- Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang sering
dialami oleh penderita adenoma ca prostat yaitu:
§
Mengalami kesulitan dalam buang air kecil
§
Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau
pada malam hari.
§
Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni .
§
Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran
air seni
§
Pancaran aliran air seni lemah
§
Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna
§
Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu
buang air kecil,atau waktu mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.
§
Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri.
§
Makin ada darah di dalam air seni atau air mani
§
Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut
diatas juga disertai :
§
Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.
§
Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan
ereksi penis.
§
Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah
tulang pinggul.
§
Mungkin air seni berdarah.
- Komplikasi
§
Urinary traktus infection
§
Retensi urin akut
§
Refluks vesikoureter
§
Obstruksi dengan dilatasi uretra, hydronefrosis
§
Gagal ginjal
§
Hematuriaf
§
Sistisis dan piolenefritis
Bila operasi bisa
terjadi :
§ Impotensi
(kerusakan nevron pudendes)
§ Hemoragic
paska bedah
§ Fistula
§ Struktur
paska bedah
§ Inkontinensia
urin
- Pemeriksaan Penunjang
1.
Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan
perut di daerah supra pubik ( buli-buli penuh / kosong )
2.
Palpasi buli-buli: Tekanan didaerah supra
pubik menimbulkan rangsangan ingin kencing bila buli-buli berisi atau
penuh.Terasa massa yang kontraktil dan “Ballottement”.
3.
Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin
memberi suara redup.
4.
Colok dubur.
Pemeriksaan colok dubur dapat memberi
kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti
benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur harus
di perhatikan konsistensi prostat (pada pembesaran prostat jinak konsistensinya
kenyal), adakah asimetris adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat
diraba.
Dengan colok dubur besarnya prostat
dibedakan :
-
Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20
gram.
-
Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.
-
Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.
5.
Laboratorium.
-
Darah rutin
-
Faal ginjal (BUN, kreatinin serum)
-
Analisis urine
-
Pemeriksaan kultur
6.
Flowmetri.
Flowmetri adalah alat kusus untuk
mengukur pancaran urin dengan satuan ml/detik.
7.
Radiologi.
-
Foto polos abdomen
-
Pielografi intra vena
-
Ultrasonografi (USG
-
Cystoscopy (sistoskopi)
8.
Kateterisasi.
Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur
jumlah sisa urine setelah miksi sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine
lebih dari 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan
intervensi pada hiper tropi prostat.
- Penatalaksanaan Medis
1.
Konservatif
2.
Observasi
3.
Radiasi
4.
Therapi Hormonal
5.
Obat-obatan
Antibioktik jika perlu
6.
Self care
-
Kencing dan minum teratur
-
Rendam hangat, seksual interconrse
7.
Pembedahan
-
Retopubic prostatectomy
-
Perineal prostatectomy
-
Suprapubik / open prostatectomy
-
Trans urethral
resectio (TUR)
B. TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Secara teoritis dalam pengkajian pasien
dengan Adeno Ca
Prostat akan ditemukan data-data sebagai
berikut :
Sirkulasi
Tanda : Peninggian TD (efek pembesaran ginjal)
Eliminasi
Gejala : Penurunan kekuatan/dorongan aliran urine;tetesan
Keragu-raguan
pada berkemih awal
Ketidakmampuan
untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap; dorongan dan frekuensi
berkemih
Nokturia,
disuria, hematuria
Duduk
untuk berkemih
ISK
berulang, riwayat batu (stasis urinaria)
Konstipasi
(protrusi prostat kedalam rektum)
Tanda : Massa padat dibawah abdomen bawah (distensi kandung
kemih), nyeri tekan kandung kemih
Hernia
inguinalis; hemoroid (mengakibatkan peningkatan tekanan abdominal yang
memerlukam pengosongan kandung kemih mengatasi tahanan)
Makanan /
Cairan
Gejala : Anoreksia; mual, muntah
Nyeri /
Kenyamanan
Gejala : Nyeri Suprapubis, panggul,
atau punggung; tajam, kuat (pada prostatitis akut)
Keamanan
Gejala : Demam
Seksualitas
Gejala : Masalah tentang efek kondisi/
terapi pada kemampuan seksual
Takut
inkontinensia/menetes selama hubungan intim
Penurunan
kekeuatan kontraksi ejakulasi
Tanda : Pembesaran, nyeri tekan prostat
Penyuluhan
/ Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga kanker,
hipertensi, penyakit ginjal
Penggunaan
antihipertensif atau antidepresam, antibiotik urinaria dan agen antibiotik,
obat yang dijula bebas untuk flu/alergi obat mengandung simpatomimetik
- Diagnosa Keperawatan
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan tindakan pembedahan ditandai dengan klien mengatakan
rasa neyri pada abdomen bagian bawah
3.
Resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan luka pembedahan ditandai dengan luka operasi
Diagnosa Keperawatan 1
Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan tindakan pembedahan ditandai
dengan klien mengatakan BAK belum lancar
Tujuan : Aliran urine baik/meningkat
Kriteria hasil : Berkemih dengan
jumlah normal tanpa retensi
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi : Kaji haluaran urine dan sistem kateter/drainase,
khususnya selama irigasi kandung kemih
Rasionalisasi : Retensi dapat terjadi karena edema area bedah, bekuan
darah, spasme kandung kemih.
Intervensi : Perhatikan keluhan rasa penuh
kandung kemih, ketidakmampuan berkemih, urgensi
Rasionalisasi
: Kemungkinan kateter tersumbat
jadi urine tertahan
Intervensi : Mencatat perubahan urine
Rasionalisasi
: Jika warna urine tidak
kemerahan berarti luka sudah mulai tertutup
Irtervensi :
Ajarkan Pasien untuk memberitahukan
petugas jika ingin berkemih tapi tidak keluar dari kateter
Rasionalisasi : Membantu/mecegah terjadinya pull blast
Kolaborasi
:
Intervensi : Pertahankan irigasi kandung
kemih kontinue (continuous bladder irrigation (CBI)) sesuai indikasi periode
pasca operasi
Rasionalisasi
: Mencuci kandung kemih dari
bekuan darah dan debris untuk mempertahankan potensi kateter, aliran urine
Intervensi : Pemberian obat antibiotik
(Transamin)
Rasionalisasi
: Untuk mencegah terjadinya
bekuan darah
Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan ditandai dengan klien
mengatakan rasa nyeri pada abdomen bagian bawah
Tujuan : Nyeri hilang dan terkontrol
Kriteria hasil : 1. Menunjukkan rangsangan
keterampilan relaksasi
2. Klien
merasa rilek dan nyaman
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi : Kaji skala nyeri, perhatikan lokasi,
intensitas (skala 0-10)
Rasionalisasi : Nyeri tajam intermiten dengan dorongan
berkemih/pasase urine sekitar menunjukkan spasme kandung kemih, yang cenderung
lebih erat dari pada TUR
Intervensi : Tingkatkan pemasukan sesuai
intoleransi
Rasionalisasi : Menurunkan iritasi dengan mempertahankan aliran
Intervensi : Memberikan tindakan kenyamanan
Rasionalisasi : Menurunkan tegangan otot, dan
meningkatkan kemampuan koping
Kolaborasi :
Intervensi : Memberikan obat anti nyeri
Rasionalisasi : Memberikan kenyamanan dan penurunan
nyeri
Intervensi : Kontrol pemberian cairan
Rasionalisasi : Menghindari masukan lebih
banyak dari haluaran
Diagnosa Keperawatan 3
Resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan luka pembedahan ditandai dengan luka operasi
Tujuan : Mencegah komplikasi
Kriteria hasil :
Tidak menunjukkan tanda infeksi
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi : Mempertahankan sistem kateter steril
Rasionalisasi : Mencegah pemasukan bakteri dan infeksi
Intervensi : Awasi tanda-tanda vital
Rasionalisasi : Pada pasien prostat beresiko
untuk syok
Intervensi : Mengganti balutan
Rasionalisasi : Mencegah kulit iritasi dan
pemasukan bakteri
Kolaborasi :
Intervensi : Memberikan antibiotok sesuai indikasi
Rasionalisasi : Untuk mencegah Profilaksis
Diagnosa Keperawatan 4
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan luka pembedahan ditandai dengan luka pembedahan
Tujuan : Memenuhi kebutuhan oerawatan
diri sendiri
Kriteria
hasil :
Dapat beraktivitas sendiri
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi : Mengevaluasi respon
pasien terhadap aktivitas
Rasionalisasi : Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien
Intervensi : Memberikan lingkungan yang
tenang
Rasionalisasi
: Menurunkan stress dan
rangsangan berlebihan
Intervensi : Menjelaskan pentingnya
istirahat dan rencana pengobatan
Rasionalisasi
: Untuk merununkan metabolisme dan menghemat energi untuk proses penyembuhan
Intervensi :
Memberikan posisi yang nyaman untuk istirahat
Rasionalisasi :
Merasakan kenyamanan untuk untuk istirahat
Intervensi :
Membantu aktivitas perawatan diri
Rasionalisasi :
Memberikan rasa nyaman
Diagnosa Keperawatan 5
Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi di tandai dengan
menanyakan tentang penyakit dan pengobatannya
Tujuan : Prosedur/prognosis program dan
kebutuhan teratasi
Kriteria
hasil : Memahami tentang prosedur dan prognosis
Intervensi dan Rasionalisasi :
Mandiri
Intervensi : Tekankan perlunya nutrisi yang baik; dorong konsumsi
buah, meningkatkan diet tinggi serat.
Rasionalisasi : Meningkatkan penyembuhan dan mencegah komplikasi,
menurunkan resiko perdarahan pasca operasi
Intervensi : Diskusikan pembatasan
aktivitas awal
Rasionalisasi
: Peningkatan tekanan
abdominal/merenggangkanyang menempatkan stress pada kandung kemih dan prostat.
Intervensi : Dorong kesinambungan latihan
perineal
Rasionalisasi
: Membantu kontrol urinaria dan
menghilangkan inkontinensia
Intervensi : Instruksikan perawatan kateter urine
Rasionalisasi : Meningkatkan kemandirian dan kompetensi dalam
perawatan diri
Intervensi : Kaji ulang tanda dan gejala yang memerlukan
evaluasi medik
Rasionalosasi : Intervensi cepat dapat mencegah komplikasi
serius.
terimakasih informasinya, lengkap dan membantu sekali
BalasHapushttp://acemaxsshop.com/obat-tradisional-kanker-prostat/